JAKARTA - Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO) memprediksi turunnya pendapatan maskapai global hingga USD5 miliar atau Rp68,4 triliun (kurs Rp 13.685/USD) pada kuartal pertama 2020. Penyebabnya karena semua penerbangan internasional dari dan menuju China dibatalkan.
ICAO melaporkan adanya pengurangan operasi secara signifikan yang dilakukan oleh setidaknya 50 maskapai penerbangan. Sementara itu, 70 maskapai lainnya telah membatalkan seluruh penerbangannya dari dan ke Negeri Tirai Bambu.
Baca Juga: Fakta-Fakta Pemerintah Siapkan 'Obat' Penangkal Virus Korona untuk Maskapai
Selain itu, kapasitas maskapai asing untuk pelancong ke dan dari China mengalami pengurangan 80% yang sudah termasuk 40% reduksi kapasitas oleh maskapai China.
Melansir Forbes, Senin (17/2/2020), ICAO memperkirakan pendapatan maskapai turun hingga 40% pada kuartal pertama tahun ini. Penurunan penumpang mencapai angka 20 juta orang atau jauh dari target maskapai penerbangan.
Baca Juga: Rampung Pekan Depan, Hitung-hitungan Insentif untuk Maskapai Dilaporkan ke Jokowi
Sebuah perusahaan analis jadwal penerbangan global, Official Airlines Guide (OAG) mengatakan virus Covid-19 membuat lalu lintas udara dikurangi. Dari seluruh penurunan signifikan pada industri penerbangan, Jepang menjadi negara yang paling merugi.
Jepang setidaknya telah kehilangan 16% dari total kapasitas penerbangan internasional dalam beberapa pekan terakhir. OAG memperkirakan Jepang akan kehilangan USD1,29 miliar atau Rp17,65 triliun dalam pendapatan pariwisatanya karena jatuhnya angka turis dari China.