JAKARTA – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) bisa menjadi substitusi dari obat impor yang masih membanjiri Indonesia.
“Kita ingin mengembangkan brand baru, karena ternyata ada level yang disebut dengan obat herbal, dan herbal ada yang lebih kepada minuman penyegar atau membuat badan lebih enak. Kemudian ada obat herbal terdaftar yang sifatnya lebih bebas. Kita ingin maju satu tahap lagi, yaitu Obat Modern Asli Indonesia (OMAI). OMAI ini sudah melalui uji pra klinik/klinik,” Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro dilansir dari KRJogja, Kamis (27/2/2020).
Baca juga: Usulan Bank Dunia, Kirim Obat ke Wilayah Terpencil Pakai Drone
Bambang menjelaskan ada empat aspek penting yaitu bahan baku berasal dari tanaman asli Indonesia. Research and Development (R&D) dikembangkan dengan teknik modern oleh scientist Indonesia, di Indonesia. Scientifically proven; memiliki data mekanisme kerja obat, data uji pra klinik/klinik, dan uji klinik dilakukan oleh principal investigator Indonesia, dengan pasien Indonesia, di Indonesia.
“Produk fitofarmakanya adalah Inlacin untuk diabetes dari kayu manis dan bunga bungur. Redacid untuk gangguan lambung dari kayu manis. Stimuno untuk daya tahan tubuh dari daun meniran. Disolf untuk jantung/stroke dari cacing tanah. Kemudian opsi ekspor ke manca negara yaitu ke USA, Canada, ASEAN, Eropa, dan Timur Tengah,” ungkap Menteri.