JAKARTA - PT Kimia Farma (Persero) Tbk atau KAEF bakal menutup lima pabrik atau fasilitas produksi obat. Penutupan pabrik mulai dilakukan dalam 2-3 tahun ke depan.
Direktur Produksi dan Supply Chain KAEF Hadi Kardoko mengatakan, pengurangan jumlah pabrik perlu dilakukan agar bisnis perusahaan lebih efisien. Selain itu, untuk meningkatkan utilisasi pabrik itu sendiri.
Strategi tersebut sekaligus menekan biaya operasional agar menjadi lebih renda. Saat ini KAEF memiliki sepuluh pabrik obat di beberapa wilayah, seperti Pabrik Sinkona (Subang), Pabrik Jakarta, Pabrik Banjaran (Bandung), pabrik Marin Liza (Bandung).
Lalu, pabrik Lucas Djaja (Bandung), Pabrik Sungwun (Cikarang), Pabrik Phapros (Semarang), Pabrik Watudakon (Jombang), dan dua pabrik lainnya yang berlokasi di Semarang dan Bali. Namun Hadi enggan merinci pabrik di daerah mana saja yang bakal ditutup.
“Saya bicara historis-nya dulu ya, kenapa sih kita melakukan rasionalisasi kapasitas produksi? Tentu pertama itu merespons tantangan yang ada, tadi dijelaskan juga, salah satu tantangan kita, Kimia Farma, salah satunya terkait rasionalisasi fasilitas produksi,” ujar Hadi saat paparan Public Expose di Jakarta Timur, Selasa malam (25/6/2024).
“Nah, salah satu cara kita melakukan efisiensi itu tentu kita melakukan rasionalisasi fasilitas produksi yang mana fasilitas produksi kita itu sepuluh, kita akan rasionalisasi menjadi lima,” paparnya.