IHSG Trading Halt, Ini Catatan Kelam Perdagangan Saham Sejak 2000 - 2020

Rani Hardjanti, Jurnalis
Jum'at 13 Maret 2020 11:16 WIB
Kilas Balik IHSG Tahun 2000-2020. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Market global terus bergejolak menyusul adanya kekhawatiran Virus Covid-19. Tidak terkecuali di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami penurunan yang dalam 6,6% pada perdagangan 9 Maret 2020.

Melihat kondisi yang tidak stabil, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) pun melakukan langkah antisipasi dengan memberlakukan trading halt atau pembekuan sementara jika perdagangan IHSG turun di atas 5%, berlanjut turun Lebih dari 10%, dan bila turun 15%. Penghentian dilakukan selama 30 menit. 

Kondisi diberhentikannya perdagangan IHSG yang terjadi pada Maret 2020 ini, bukanlah yang pertama. Sejarah menunjukkan, bahwa perdagangan saham pernah diberhentikan karena situasi yang tidak biasa. 

Berikut ini Catatan Okezone mengenai penghentian perdagangan IHSG sejak Tahun 2000 hingga 2020.

1. Trading Halt karena Kekhawatiran Virus Covid-19

BEI menghentikan perdagangan saham karena jatuh di atas 5%. Kejadian itu terjadi pada perdagangan

Kamis 12 Maret 2020, pukul 15.33 WIB.

IHSG melemah 258,36 poin atau 5,01% di 4.895,75. Kemudian market kembali dibuka seperti sediakala. Namun, IHSG kembali terkena trading halt.

Jumat 13 Maret 2020

Pada pukul 09.15 WIB, IHSG kembali terkena trading halt karena turun 245,1 poin atau 5,008% ke level 4.650,58.

IHSG kembali diperdagangkan sekira pukukl 09.54 WIB, namun masih melemah. IHSG melemah 238,7 poin atau 4,8% ke level 4.657.

2. Selasar 1 atau Atap Tower 2 Gedung BEI Roboh, Senin 15 Januari 2018.

Pada saat jam istirahat atau jeda sesi I, IHSG berhasil menguat tipis 2,72 poin atau 0,04% ke 6.372. IHSG mengambil jeda dengan 176 saham menguat, 131 saham melemah, dan 129 saham stagnan. Siang itu, transaksi terjadi mencapai Rp3,02 triliun dari 11,68 miliar lembar saham diperdagangkan.

Namun, setelah penutupan perdagangan kejadian mengejutkan dengan adanya suara menggelegar. Selasar I atau atap lobi di Tower 2 roboh. Kejadian itu menelan korban luka yang menimpa pengunjung di gedung tersebut.

"Berdasarkan keterangan dari otoritas BEI Perdagangan BEI Senin (15/1/2018) Sesi II diundur selama 1 jam karena alasan force majeur. Info update akan diinformasikan selanjutnya," demikian seperti dirilis oleh BEI.

Namun, selang beberapa menit kemudian, otoritas bursa membatalkan rencana tersebut.

"Berdasarkan review kondisi terakhir perdagangan BEI sesi 2 Senin 15 Januari 2018, akan berjalan normal seperti biasa tanpa ada perubahan jadwal perdagangan," ujarnya.

3. Gedung BEI Berasap, Jumat 27 Oktober 2017.

Jumat pagi kala itu asap terlihat keluar dari jendela lantai atas Gedung BEI. Ada saksi mata yang mengaku pula telah melihat kepulan asap yang keluar. Namun, pihak BEI sendiri menyatakan kalau mereka tidak mengetahui adanya kejadian tersebut.

BEI memastikan bahwa aktivitas perdagangan terpantau aman meskipun sempat tersiar kabar ada asap mengepul dari gedung perkantoran di Sudirman Central Business District (SCBD), Kawasan Sudirman, Jakarta.

"Terdapat gangguan pada distribusi Datafeed di Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Jumat, 27 Oktober 2017, pada pukul 09.50 waktu JATS," ujar Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono melalui keterangan tertulis.

Namun, Aji melanjutkan, sebagai upaya untuk memulihkan layanan datafeed, BEI telah melakukan upaya perbaikan. Sehingga, pada pukul 09.55 waktu JATS, distribusi Datafeed telah berjalan normal seperti biasa

4. Krisis Subprime Mortgage di Pasar Modal, Oktober 2008

Pelaku pasar di dunia dihentakkan ledakan kekhawatiran krisis likuiditas di Amerika Serikat. Bursa Efek Indonesia menghentikan perdagangan IHSG. Saat itu, yang terjadi memang bukan karena ledakan bom. Namun, efeknya menyerupai ledakan bom.

Yang menjadi perhatian adalah efek psikologis ketidakpastian program penyelematan sistem keuangan Amerika yang tertuang dalam program bailout USD700 miliar. Walau bank sentral di Amerika, Eropa, dan Asia kala itu berbondong-bondong mengantisipasi keadaan, namun pelaku pasar tetap saja panik.

Baca Juga : Perdagangan di BEI Kembali Disuspensi

Begitu juga yang terjadi di lantai BEI Rabu (9/10/2008) pukul 11.06.14 WIB. Direksi BEI mengumumkan penghentian perdagangan sementara efek bersifat ekuitas dan derivatif di seluruh pasar.

Karena terjadi penurunan signifikan pada IHSG hingga mencapai level 1.451,669.

Sebagai informasi, pada posisi sesi pertama pembukaan, tepatnya 10.40 JATS, IHSG berada di level 1.472,71, turun tajam 147,01 poin atau anjlok sangat dalam sebesar 9,08 persen. Indeks saham berada pada level paling rendah sejak 2 Oktober 2006. Saat itu indeks saham berada di posisi 1.549,629.

5. Ledakan di BEJ, 13 September 2000.

Penghentian sementara perdagangan saham di BEI pernah terjadi pada 2000. Kala itu terjadi ledakan di Gedung BEI.

Gedung BEI yang saat itu bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ) dikagetkan oleh ledakan dari sebuah bom di lantai P2 gedung Bursa Efek Jakarta, pada 13 September 2000, sekira pada pukul 15.17 WIB.

Bom bersumber dari bom mobil dari bahan TNT seberat 50 kg. 15 orang menjadi korban tewas dalam peristiwa ini.

Tak ayal, ledakan itu ikut membuat panik dan meluluhlantakan perdagangan di pasar keuangan Tanah Air. Indeks harga saham gabungan (IHSG), yang menjadi cerminan kinerja harga keseluruhan saham, tampil mengenaskan dengan melemah 954 poin ke level 442,091.

Kala itu, Kepala Bapepam dijabat oleh Herwidayatmo, Dirut BEJ dijabat oleh Mas Achmad Daniri, dan Direktur Bursa Efek Surabaya (BES) Anton Natakoesoemah. Ledakan kala terjadi saat perdagangan sesi kedua pada pukul 15.29 WIB. Mereka langsung ambil tindakan dengan menghentikan perdagangan. Padahal, pada hari biasa, transaksi saham sesi kedua ditutup pada pukul 16.00 WIB.

Perdagangan pun dihentikan selama dua hari pada Kamis dan Jumat tanggal 14-15 September 2000.

(Rani Hardjanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya