Kedua, meningkatkan efisiensi sektor keuangan dengan menjadikan praktik keuangan lebih transparan, andal, dan berbasis teknologi. Hal ini akan menguntungkan baik individu maupun perusahaan dengan membantu menyalurkan tabungan untuk peluang investasi paling produktif dengan cara yang lebih murah, lebih cepat dan lebih aman.
Ketiga, memperkuat ketahanan sektor keuangan untuk menahan guncangan, dengan memperkuat kerangka kerja resolusi, mempromosikan praktik keuangan berkelanjutan dan membangun mekanisme keuangan risiko bencana. Ini akan mendukung Indonesia dalam perlindungan untuk masyarakat dan aset jika terjadi guncangan.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Luky Alfirman mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah mengambil langkah-langkah penting untuk memperkuat sektor keuangan, khususnya pengawasan keuangan dan pengelolaan di masa krisis.
"Sekarang, percepatan reformasi lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi dan inklusi tanpa mengabaikan stabilitas diperlukan untuk membiayai kurangnya infrastruktur dan memperluas peluang ekonomi bagi individu dan usaha di Indonesia," ujar Luky.
(Fakhri Rezy)