Penjualan Anjlok Imbas Corona, Industri Tekstil Dihantui PHK?

Giri Hartomo, Jurnalis
Senin 23 Maret 2020 17:49 WIB
PHK. Ilustrasi: Okezone.com
Share :

JAKARTA - Industri tekstil mulai terkena imbas dari wabah virus corona (Covid-19). Hal ini ditandai dengan anjloknya penjualan sejak pandemik virus corona ini muncul di dalam negeri.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa mengatakan, meskipun penjualan anjlok namun seluruh industri belum melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada karyawannya. Sebab seluruh industri pertekstilan masih beroperasi secara penuh meskipun ada wabah virus corona.

"Masalah PHK sampai hari ini sih industri tekstil anggota kita yang kita pantau masih berjalan full," ujarnya dalam telekonferensi, Senin (23/3/2020).

Baca Juga: Kebutuhan di Dalam Negeri Meningkat, RNI Stop Ekspor Masker

Menurut Jemmy, ke depannya, pihaknya akan terus memantau kondisi dari para anggotanya. Pasalnya, jika pemasukan dan juga biaya produksi tidak diimbangi maka para perusahaan akan merugi.

Oleh karenanya, para pengusaha juga akan memantau dengan cermat dari kondisi pasar di dalam negeri. Sementara untuk pasar ekspor sendiri saat ini sudah ada beberapa yang mengalami penundaan.

Baca Juga: Mau Produksi 1 Juta Masker, BUMN Ini Masih Kesulitan Bahan Baku

"Tapi mungkin kita ini tiap minggu tiap hari perubahannya juga cukup cepat. Kita lihat juga pangsa market dalam negerinya sampai sejauh mana. Kalau untuk yang ekspor sudah mulai ada yang hold delivery. Iya ini kita lihat sejauh kemampuan teman-teman stoknya gimana, cash flow nya gimana," kata Jemmy.

Meskipun begitu lanjut Jemmy, dirinya berharap agar industri bisa tetap survive dan tetap bisa berjalan. Sehingga para pengusaha tidak perlu melakukan PHK pada pegawainya.

"Memang PHK ini sangat dilematis dan kita sebagai anggota API sangat hindari terjadi PHK. Sampai hari ini masih berjalan (beroperasi) full," jelasnya.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya