Sederet Peluang Indonesia di Tengah Pandemi Virus Corona

Widi Agustian, Jurnalis
Jum'at 03 April 2020 18:11 WIB
Grafik Ekonomi (Foto: Ilustrasi Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Virus corona atau covid-19 menekan laju perekonomian global, termasuk Indonesia. Walau begitu, sebenarnya ada peluang dari situasi sekarang ini.

Direktur Program Magister Manajemen Kalbis Institute Jakarta Dr. Joseph MJ Renwarin menjelaskan, kondisi ini bisa dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam meningkat keunggulan kompetisi di pasar Internasional karena efek ekonomi global.

Perusahan Indonesia juga bisa mengembangkan keunggulan kompetensi lain dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk unggul dan bersaing. Selain itu, inovasi bisnis juga dibutuhkan pada saat dalam rangka memperluas pasar karena ada peluang secara factor-faktor ekternal.

Baca Juga: Negara-Negara Ini Belum Melaporkan Satu pun Kasus COVID-19

"Inovasi ini biasa dikenal dengan inovasi terbuka dengan memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan," jelas dia dalam paparan tertulisnya, Jumat (3/4/2020).

Hal ini dicontohkan ketika terjadi peristiwa yang tidak terduga pada penyerangan 11 September 2001 yang mengakibatkan hancurnya perekonomian Negara adikuasa Amerika Serikat (AS) dan berdampak pada lesunya perekonomian global.

Inovasi terbuka yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan importir Amerika saat itu adalah dengan fokus pada orientasi produksi. Visi saat itu adalah bagaimana memproduksi produk murah dan biaya promosi yang murah tetapi berkualitas di benak konsumen Amerika.

"Berkaca dari kasus tahun 2001 ini, maka perusahaan-perusahaan Indonesia memiliki peluang besar karena bukan hanya satu negara yang terkena imbas tapi sudah lebih dari 60 negara. Dibutuhkan kemampuan dinamis dari manajemen perusahaan secara krusial untuk merobah arah bisnis karena ada perubahan kompetensi inti di pasar internasional," ungkap dia.

Potensi Indonesia, lanjut dia, adalah negara yang bisa memproduksi barang-barang dalam berbagai tipe. Untuk perusahaan-perusahaan yang akan mengekspor obat-obatan keluar negeri, mi kering, makanan dan minuman ringan, dan lain-lain, sudah saatnya untuk memproduksi dalam jumlah besar sehingga akan mendapatkan biaya produksi yang efisien.

Menurutnya, pasar masih terbuka karena kondisi recovery akibat Virus Corona diperkirakan akan normal sampai akhir tahun 2020. Dengan biaya produksi yang murah maka akan memberikan daya tawar yang bagus di pasar internasional. Perusahaan juga bisa menggunakan biaya promosi yang murah melalui social media.

Dengan demikian, perusahaan tidak memerlukan biaya iklan yang mahal untuk memasarkan produknya ke pasar luar negeri. Berarti bahwa tidak ada biaya promosi.

Harga jual di pasar internasional akan naik secara otomatis karena terjadinya hukum permintaan dan penawaran. Hal ini bisa diantisipasi oleh para pengusaha Indonesia dengan mempersiapkan sumberdaya keuangan, namun tetap memperhatikan kondisi inflasi di Indonesia akibat lemahnya sektor pariwisata.

Dia melanjutkan, kondisi perekonomian Indonesia diharapkan masih bisa stabil. Hal yang menjadi catatan bagi para pengusaha domestik bahwa meskipun harga jual murah tetapi tetap mempertahankan kualitas karena akan berbahaya jika kondisi ekonomi menjadi normal di pasar internasional.

"Jangan sampai, di benak konsumen, menganggap bahwa produk-produk impor ini adalah produk murahan," kata dia.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengatakan, dampak penyebaran virus corona dirasakan oleh pengusaha hotel, restoran, dan maskapai penerbangan yang memiliki kerugian yang cukup besar dan pengunjung yang sangat menurun.

Alhasil, beberapa hotel di Batam dan Bali meminta karyawannya untuk cuti di saat permintaan sepi. Jika hal ini masih terjadi sampai bulan April 2020. Kondisi ini akan berbahaya pada keadaan ekonomi.

Belum lagi jika ini masih terjadi dampak negatif tersebut akan semakin menjalar pada usaha usaha kecil.

Selain itu, penundaan perjalanan umroh karena pemerintah negara Arab tidak menerima tamu ataupun wisatawan asing turis dari negara manapun.

Agen travel untuk pemberangkatan umroh melakukan refund dana para jamaah dan juga melakukan pengunduran pelaksanaan umroh jika orang tersebut tidak ingin refund dana. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan suhu tubuh di setiap maskapai penerbangan yang membuat para penumpang pesawat merasa tidak nyaman.

Tempat wisata internasional juga menghentikan operasi seperti Universal studio, Disneyland, Batu secret zoo, wisata-wisata pantai di bali dan club, tempat wisata bersejarah seperti Candi Borobudur hinga museum.

Tempat-tempat wisata ini mengalami kerugian seperti pengembalian dana yang sudah diperjual belikan dari jauh hari.

Salah satunya di tempat Wisata Disney Land dan konser-konser Musik karena ketidakhadiran dari Guest Star yang akan mengisi acara konser tersebut. Tour Guide Agent mengalami penurunan karena tidak adanya wisatawan dan turis yang melakukan traveling.

Berkurangnya pengunjung hotel terutama di Bali dan Yogyakarta yang biasanya menajdi tempat penginapan para turis kini menjadi sepi. Usaha dalam bidang makanan disekitar temat pariwisata akan mendapatkan imbasnya juga dalam hal ini.

Beberapa usaha bisnis biar bisa survive terutama di bisnis Hospitality. Potongan harga untuk penerbangan domestik, hotel, yang mana hal tersebut akan kembali menarik minat masyarakat untuk melakukan perjalanan karena mereka sadar akan tidak ada peluangnya dalam menjual berbagai paket perjalanan.

"Indonesia, yang merupakan negara yang perekonomiannya juga berorientasi pada sektor pariwisata, memungkinkan mengalami krisis ekonomi ke depannya," jelas dia.

Di sisi lain, dia bercerita, ekonomi global mengalami penurunan. China merupakan pengimpor minyak mentah terbesar. Data neraca perdagangan Indonesia ke

China per Januari 2020 dari Badan Pusat Statistik (BPS). Ekspor merosot 12,07% menjadi USD2,24 miliar. Penurunan tajam terjadi pada ekspor minyak dan gas dan non-migas. Impor turun sebesar 2,71% menjadi USD4 miliar.

Meskipun impor buah-buahan dari China menurun tetapi justru meningkatkan ekspor ke Negara-negara yang terkena dampak termasuk China. Buah dan sayuran berperan penting apalagi untuk ketahanan tubuh manusia sehari-hari.

Indonesia juga masih bisa memanfaatkan peluang ekspor obat-obatan di tengah virus corona ini. Hal ini menjadi peluang bagi perusahaan-perusahaan domestik untuk memproduksi dan menjual obat-obatan karena akan dibutuhkan oleh negara-negara yang terkena dampak virus.

"Solusi lainnya adalah dengan meningkatkan jumlah perdagangan dan akses terhadap pasar minyak sawit mentah. Juga memperdalam hubungan bilateral dengan Amerika Serikat yang merupakan negara tujuan ekspor terbesar kedua setelah China," jelas dia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya