JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI pada kuartal I-2020 adalah sebesar USD2,62 miliar. Hal ini disebabkan oleh angka ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor.
Adapun angka ekspor pada triwulan pertama adalah sebesar USD41,79 miliar. Sementara angka impor pada periode Januari hingga Maret adalah sebesar USD39,17 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, hal ini menjadi kabar gembira bagi pemerintah. Mengingat saat ini, perekonomian global sedang tidak stabil akibat pandemi virus corona yang hampir mengifeksi seluruh negara di dunia.
Baca juga: Neraca Dagang Februari Surplus, Faktanya Impor dari China Turun Tajam
Capaian ini juga semakin membanggakan, mengingat jika dibandingkan dengan kinerja tahun lalu, neraca perdagangan pada tahun ini jauh lebih baik. Sebab, pada kuartal I-2019, Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan sebesar USD62,8 juta.
"Tentu angka ini juga menggembirakan di tengah situasi yang tidak menentu. Tetapi kita juga perlu mewaspadai komposisi impor kita," ujarnya dalam telekonferensi, Rabu (15/4/2020).
Menurut pria yang kerap disapa Kecuk, impor Januari sampai dengan Maret 2020 tercatat sebesar USD39,17 miliar. Angka ini mengalami penurunan sebesar 3,69% jika dibandingkan kuartal I-2019 sebesar USD40,67 miliar.
Adapun rinciannya, impor bahan baku atau penolong turun 2,82% menjadi USD26,69 miliar. Sedangkan impor barang modal juga mengalami penurunan sebesar 13,07% menjadi USD5,86 miliar.