Triliunan Rupiah untuk Mitra Pelatihan Online, Apakah Efektif?

Feby Novalius, Jurnalis
Jum'at 17 April 2020 15:41 WIB
(Foto: Okezone)
Share :

Sebagai informasi, setiap peserta program Kartu Prakerja mendapatkan paket manfaat total senilai Rp3,55 juta. Sebesar Rp1 juta dialokasikan untuk membeli pelatihan di mitra platform digital tersebut.

Nah, hal ini pun menuai kontroversial. Menurut Bhima, kartu pra-kerja ini tidak menjawab kebutuhan para korban PHK yang menjadi target utama dari program kartu prakerja. Ketimbang pelatihan, dia berpendapat para korban PHK ini lebih membutuhkan sokongan dana tunai atau pangan.

"Kartu pra-kerja tidak menjawab kebutuhan korban PHK. Mereka lebih butuh bantuan tunai, tanpa ikut pelatihan dulu, kemudian bisa ditambahkan dengan bantuan pangan," jelas Bima

 

Dia melanjutkan, jika program kartu pra-kerja ini dipaksakan dengan adanya pelatihan online yang akan menghabiskan Rp5,6 triliun, artinya program ini sudah gagal ketika lahir.

Dengan bantuan langsung, dia menyebut, dampaknya ke masyarakat bawah akan terasa. Perekonomian secara umum juga akan mendapatkan manfaatnya.

"Langsung terasa multiplier effect ke ekonomi (kalau bantuan langsung tunai). Ritel naik, warung warung kecil kecipratan rezeki. Bukan masuk kantong penyedia jasa latihan online," kata dia.

Hal yang sama diungkapkan oleh Ketua Departemen Komunikasi dan Media Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Kahar S Cahyono. Menurutnya, para pekerja yang kena PHK atau dirumahkan sebaiknya diberikan bantuan lansung tunai, bukan ikut pelatihan online.

"Program kartu pra kerja ini memang bagus. Namun, yang dibutuhkan oleh pekerja adalah bantuan langsung tunai maupun sembako yang merupakan kebutuhan utama di saat kondisi ekonomi sulit bukan pelatihan online," ujar dia kepada Okezone, Kamis (16/4/2020).

Dia menjelaskan biaya pelatihan untuk program kartu pekerja sebesar Rp1.000.000 per orang dianggap terlalu besar bagi para pekerja yang kena PHK dan dirumahkan.

"Dan hal tersebut hanya akan menguntungkan mitra program kartu pra-kerja," ungkap dia.

Program Kartu Prakerja diciptakan untuk pengembangan potensi kerja. Selain itu, program ini juga diarahkan untuk mengurangi dampak ekonomi bagi orang yang terkena PHK atau dirumahkan akibat pandemi virus corona.

Walau kontroversial, program kartu prakerja tetap berjalan. Gelombang pertama dari program ini telah berakhir pada Kamis 16 April 2020. Sebanyak 5.965.048 telah mendaftar. Kemudian telah dilakukan verifikasi email dan terjaring 4.428.669 user. Lalu dilanjutkan dengan seleksi berdasarkan NIK sebanyak 3.294.190 user.

Kemudian diproses lagi dengan data yang ada dari kementerian, sehingga yang lulus dalam gelombang pertama ini ada 2.780.026 user.

(Widi Agustian)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya