JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I hanya 2,97% saja. Angka ini di luar prediksi dari pemerintah dan pengamat ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, anjloknya pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin sulit. Mengingat selama tiga bulan ke depan Indonesia masih akan berjibaku menghadapi virus corona.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Tak Sesuai Ekspektasi BI, Ini Sebabnya
Hal ini juga membuat pemerintah harus menyiapkan skenario terburuk. Bahkan, ekonomi RI bisa berada di angka -0,4% mengingat mengawali tahun ini dengan angka yang rendah.
"Ilustrasi yang kita hadapi dalam melihat ekonomi kita di kuartal II dan kemungkinan berlanjut di kuartal III, sehingga kemungkinan masuk skenario sangat berat mungkin terjadi, dari 2,3% menjadi minus 0,4%," ujarnya dalam rapat virtual dengan DPR, Rabu Malam (6/5/2020).
Menurut Sri Mulyani, salah satu yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi anjlok adalah turunnya konsumsi rumah tangga. Hal ini menyusul adanya pelaksanaan PSBB di beberapa daerah
Apalagi menurut Sri Mulyani, pemberlakuan PSBB mulai diperluas. Semula PSBB hanya dilakukan di wilayah Jabdoetabek kini, penerapan tersebut diperluas hingga ke beberapa Provinsi.
Baca Juga: Tumbuh 2,97%, Presiden Jokowi: Ekonomi RI Relatif Baik Dibandingkan Negara Lain
"Kalau dilihat dari pertumbuhan 2,97% di kuartal I, yang nampak sangat besar adalah dari sisi demand adalah konsumsi turun sangat besar. Biasanya tumbuh di atas 5%, sekarang hanya 2,84%. Ini masih angka kuartal I di mana sebenarnya PSBB baru diberlakukan Maret," jelasnya.
Oleh karena itu dirinya berharap agar penerpaan PSBB bisa efektif untuk memutus rantai penularan. Sebab menurutnya, pulih atau tidaknya ekonomi tergantung bagaimana virus corona bisa segera diselesaikan.
"Dari sisi percepatan penggunaan dalam rangka menjaga masyarakat, social safety net, bansos meluas, pemerintah cover minimal 3 bulan, bahkan sampai 6 bulan dan 9 bulan sampai Desember. Kita harap ini cukup beri bantalan sosial," kata Sri Mulyani.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)