JAKARTA - British Airways menghadapi krisis terburuk dalam 100 tahun maskapai penerbangan itu berdiri. Sebanyak 4.500 pilot dan 16.000 awak kabin terancam di Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), namun mereka berupaya berjuang agar hal itu tidak terjadi.
Setidaknya 23.000 staf sudah menjalankan masa dirumahkan sebagai imbas pandemi Covid-19. Tercatat total karyawan British Airways mencapai 42.000 dan 12.000 di antaranya dibayangi PHK.
Baca Juga: Mudik Tetap Dilarang, Ini Cara Refund Tiket Pesawat
Serikat Pilot Balpa mengatakan, pihaknya sangat terpukul melihat situasi tersebut dan tidak setuju jika terjadi PHK.
Sekretaris Jenderal Balpa Brian Strutton mengatakan, situsi pahit ini datang secara tiba-tiba. Padahal, lanjutnya maskapai penerbangan ini cukup kaya untuk menghadapi badai Covid.
"Balpa tidak menerima suatu kasus telah dibuat untuk kehilangan pekerjaan dan kami akan berjuang untuk menyelamatkan semuanya," ujarnya seperti dilansir BBC, Jakarta, Senin (11/5/2020).
Baca Juga: British Airways Hadapi Krisis Terburuk dalam 100 Tahun di Industri Penerbangan
Sebelumnya, IAG mengungkapkan dampak wabah virus telah berimbas pada pendapatan perusahaan.
Tercatat, dalam tiga bulan pertama tahun 2020 pendapatan turun 13% menjadi 4 miliar poundsterling. Bahkan, Chief Financial Officer IAG Stephen Gunning, memberikan sinyal ke depannya situasi akan lebih buruk lagi.
Tidak hanya IAG, maskapai di seluruh dunia telah menghadapi perjuangan untuk bertahan hidup.
Di Inggris, EasyJet telah memberhentikan 4.000 awak kabinnya yang berbasis di Inggris, selama dua bulan.
Miliader Richard Branson pemilik maskapai penerbangan Virgin Atlantic telah meminta pemerintah untuk membantu menyelamatkan maskapai miliknya dengan pinjaman yang diperkirakan mencapai 500 juta poundsterling.
Di tempat lain, Qantas telah memberhentikan 20.000 staf, sementara Air Canada telah melakukan hal yang sama untuk sekitar 15.200 karyawan. Sementara Norwegian Air mengatakan akan menghadapi cashflow pada pertengahan Mei.
Di American Airlines, sekitar 4.800 pilot telah setuju untuk mengambil cuti jangka pendek dengan gaji yang dikurangi. Bahkan lebih dari 700 pilot memutuskan untuk mengambil pensiun dini.
(Dani Jumadil Akhir)