JAKARTA - Rolls Royce mengumumkan mereka akan melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK terhadap 9.000 karyawannya. Langkah ini dilakukan karena mereka kurang mendapat pemasukan akibat pandemi Covid-19.
Rolls Royce yang memproduksi mesin pesawat menjelaskan, butuh waktu beberapa tahun bagi industri penerbangan sepenuhnya pulih dari hantaman pandemi Covid-19.
Perusahaan tersebut sedang melakukan reorganisasi besar bisnisnya untuk beradaptasi dengan penurunan permintaan produk mesin pesawat.
Seperti dilansir dari News Week, Rabu (20/5/2020), Rolls Royce mengatakan, keputusan untuk memangkas hampir seperlima dari karyawannya dapat menghemat 700 juta poundsterling atau sekira Rp 12,6 triliun (kurs Rp18.034 per poundsterling). Sebagian karyawan yang terkena PHK berada di Inggris.
Baca juga: Virus Corona, BMW Hentikan Produksi Pabrik Eropa hingga 19 April
CEO Rolls Royce Warren East mengatakan, "Ini bukanlah krisis yang kami buat. Namun ini adalah krisis yang kami hadapi dan kami harus mengatasinya."
"Diberitahu bahwa tidak ada lagi pekerjaan bagi Anda merupakan hal mengerikan dan sangat sulit bagi kita semua. Apalagi jika kita bangga bekerja untuk Rolls Royce," ujar East.
Baca juga: Pabrikan Mobil Asal Rusia Bikin Tiruan Rolls-Royce Cullinan, Dipasarkan 2022
Namun, kata East, kita harus mengambil keputusan sulit menghadapi bisnis kita melalui masa-masa yang belum pernah terjadi sebelumnya.