JAKARTA – Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri menyesalkan adanya kebijakan penerapan kios ganjil-genap di pasar tradisional di wilayah Ibu Kota. Pasalnya, itu malah akan membuat kerumunan di suatu pasar pada jam-jam tertentu.
“Memaksa pedagang dengan sistem ganjil-genap bukan hal yang bijaksana. Kalau (kios) banyak, buka semua, maka tidak akan ada kepadatan,” kata Abdullah dalam acara Market Review di IDX Channel, Jumat (19/6/2020).
Baca Juga: Heboh Pasar Ramai Pengunjung, Toko-Toko di Pasar Ini Justru Memilih Tutup
Dirinya menjelaskan, sebaiknya pemerintah mengajak seluruh pedagang untuk duduk bareng mengatasi permasalahan tersebut. Sebab, pedagang dirasa kurang mendapatkan sosialisasi dari pemegang kebijakan dalam menerapkan sistem kios ganjil-genap di pasar tradisional.
“Sosialisasi tidak dilakukan dengan baik. Langkah protokol penyebaran Covid-19 ini harus dilakukan secara kebersamaan,” ujarnya.
Baca Juga: Pasar Mulai Ramai, Presiden Jokowi: Jaga Jarak dan Pakai Masker
Dia mengaku akan mematuhi segala peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah terkait operasional di pasar tradisional. Namun, penetapan itu harus dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah dan para pedagang.
“Harus ada sosialisasi yang masif, bukan hanya kebijakan Pasar Jaya, tapi ini juga jadi kebijakan pedagang, mereka adalah pemilik saham di pasar,” ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menyebut aturan toko ganjil-genap di pasar tradisional demi mencegah penyebaran Covid-19. Dia mengancam akan kembali menutup kegiatan di pasar, jika pedagang tak mau mematuhi aturan tersebut.
“Kenapa kios ganjil-genap? Supaya kios dalam pasar lebih terkendali. Untuk menyelamatkan para pedagang dan pembeli semuanya. Kalau mau ikut aturan, kami buka sekarang, kalau tidak akan kami tutup,” kata Anies, beberapa waktu lalu.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)