NEW YORK - Harga minyak tergelincir pada perdagangan Selasa, menanti perkirakan laporan pembengkakan persediaan minyak mentah AS. Sebelumnya harga minyak telah kembali dari level tertinggi sejak sebelum pandemi corona mengurangi permintaan bahan bakar.
Sebenarnya pada awal erdagangan harga minyak naik, setelah Presiden AS Donald Trump menulis dalam tweet yang menyatakan perjanjian perdagangan dengan China sepenuhnya utuh. Namun kemudian pasar resah oleh komentar mengejutkan dari penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro, yang menyatakan kesepakatan yang dimenangkan dengan China sudah berakhir.
Baca Juga: Stok AS Turun, Harga Minyak Meroket 2%
Tetapi tolok ukur minyak mentah menurun dalam perdagangan sore bukan hanya karena komentar tersebut, ekspektasi persediaan AS akan mencapai rekor tertinggi untuk minggu ketiga berturut-turut, merusak bullish baru-baru ini di kalangan investor.
Harga minyak Brent turun 45 sen atau 1,0% menjadi USD42,63 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 36 sen atau 0,9% menjadi USD40,37. Demikian dilansir dari Reuters, Rabu (24/6/2020).
Baca Juga: Bergerak Naik, Harga Minyak Brent Jadi USD42,1/Barel
Menurut American Petroleum Institute, harga minyak diperkirakan memperpanjang kerugian dalam perdagangan setelah persediaan minyak mentah AS naik jauh lebih besar dari yang diprediksi sebesar 1,7 juta barel. Jumlah tersebut berbanding lebih tinggi dari ekspektasi para analis sebanyak 300.000 barel.