JAKARTA - Kalung antivirus Corona yang digagas oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai masih membutuhkan sebuah penelitian lanjutan. Sebab, kalung berbahan dasar minyak atsiri eucalyptus citridora itu baru melewati satu percobaan, yakni media tabung.
Menurut Tim Peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Ika Puspita Sari, kemunculan ketika kalung itu dinyatakan bisa mencegah virus corona masuk ke dalam tubuh, harus melalui uji klinik ke hewan seperti tikus dan manusia. Apabila hasilnya positif, maka itu bisa diklaim bahwa benar kalung tersebut bisa menangkal manusia dari paparan Covid-19.
Baca Juga: 11 Fakta Kalung dan Roll On Antivirus Corona yang Sempat Diragukan
“Jadi kalau di tabung bisa saja semua berefek, begitu masuk di hewan atau manusia, belum tentu, karena dosisnya itu butuh yang lebih tinggi. Alangkah baiknya dilanjuti pra klinik pada hewan dan uji klinik pada manusia,” kata Ika kepada Okezone, Minggu (5/7/2020).
Meski begitu, lanjut dia, pihaknya tak melarang masyarakat yang hendak membeli produk buatan dalam negeri tersebut. “Kalau ada yang senang beli dan harga mahal, ya silakan saja,” ujarnya.
Dia menyatakan, untuk menghindari tubuh dari paparan virus corona hingga saat ini belum ditemukan vaksinnya, sebaiknya masyarakat mengikuti arahan pemerintah untuk selalu mematuhi protokol kesehatan penyebaran Covid-19.
Baca Juga: 4 Fakta Kalung Antivirus Corona yang Dikembangkan Kementan
“Tetap patuhi protokol kesehatan, masker, jaga jarak, hand sanitizer lebih sering, dan cuci tangan, serta menjaga daya tahan tubuh juga,” kata dia.
Sebelumnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan menggandeng PT Eagle Indo Pharma (Cap Lang) dalam pengembangan dan produksi kalung Antivirus Corona.