JAKARTA - Mengoptimalkan alat kesehatan dalam negeri guna menekan tingginya angka impor. Untuk itu, Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) diminta memaksimalkan produksi dan meningkatkan kegiatan research and development (R&D).
Aspaki diharapkan dapat menjadi pelopor bagi kemajuan industri kesehatan dalam negeri demi mendukung target Indonesia Emas di tahun 2045. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menekan impor alkes dengan melakukan substitusi produk dalam negeri.
"Peran Aspaki di sini sangat besar untuk membantu anggotanya meningkatkan kualitasnya. Saya harap industri kita bisa menyuplai minimal 50% kebutuhan (alkes). Untuk bisa menjustifikasi penguasaan industri dalam negeri, kita bisa amankan dengan memproduksi produk yang berkualitas," kata Menteri Kesehatan pada acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Aspaki 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (5/3/2024)
Dia berkomitmen untuk mendorong industri yang bergerak di sektor kesehatan bisa tumbuh lebih baik, khususnya produsen alat kesehatan (alkes).
Di sisi lain, Budi Gunadi meminta keterlibatan Aspkai dan pelaku industri di sektor kesehatan dalam negeri untuk membantu meningkatkan pengawasan terkait layanan di kementeriannya. Diakui bahwa selama ini proses pelayanan dan birokrasi di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum optimal sehingga mengakibatkan industri tidak bisa bergerak lincah.
"Jadi, saya minta bantuan bapak/ibu untuk menciptakan budaya bersih mental. Bantu kami untuk menciptakan budaya yang lebih bersih di Kemenkes," sambungnya.
Dia juga berharap para pelaku industri di sektor kesehatan berkomitmen untuk mendorong peningkatan TKDN (tingkat komponen dalam negeri) dalam setiap inovasi produk alkes yang diproduksi. Komitmen ini dibutuhkan demi mendukung visi Indonesia mandiri dan berdaulat kesehatan.
"Mari kita bikin roadmap-nya bersama-sama, apa yang bisa kita lakukan untuk fokus membangun industri manufaktur kesehatan. Kami minta bapak/ibu semuanya untuk bisa menaikkan TKDN," katanya.