JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI buka-bukaan tentang dampak covid-19 kepada kinerja perseroan. Salah satunya adalah dampak kepada keuangan perseroan yang diprediksi akan minus Rp3,4 triliun pada akhir tahun nanti.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak langsung terhadap kinerja operasional perusahaan hingga akhir tahun. Salah satu buktinnya adalah pendapatan perseroan yang anjlok selama pandemi.
Didiek merinci, pada awal tahun yakni Januari sebenarnya pendapatan perseroan cukup bagus yakni Rp2,3 triliun. Namun pada Februari, pendapatan prseroan mulai turun menjadi Rp1,2 triliun saja.
Baca Juga: Pengangguran di Indonesia Paling Banyak Usia 15-24 Tahun
Lalu pada Maret, pendapatan perseroan semakin anjlok karena hanya mendapatkan Rp890 miliar saja. Dan penurunan berlanjut hingga April yang hanya membukukan pendapat Rp684 miliar saja.
Sementara itu, perseroan juga harus tetap mengeluarkan biaya operasinal yang mana jumlahnya cukup tinggi. Pada Januari alokasinya Rp1,7 triliun, Februari Rp749 miliar, Maret Rp1,4 triliun, dan April Rp1,2 triliun.
"Ini lah dampak covid begitu langsung terasa dalam cash flow kami," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (8/7/2020).
Belum lagi, perseroan juga harus menanggunpembayaran bunga dan beban keuangan yang hingga akhir tahun diproyeksi Rp920 miliar. Lalu, ada pembayaran pajak penghasilan Rp 479 miliar hingga akhir tahun.
Sehingga jika diakumulasikan, pendapatan sepanjang tahun 2020 diperkirakan hanya mencapai Rp11,98 triliun. Sedangkan pembayaran kepada pemasok dan karyawan PT KAI kebutuhannya mencapai Rp14,02 triliun sampai akhir tahun.
"Setelah dilakukan efisiensi pemotongan biaya operasional, kas kami sampai akhir tahun maka sebesar minus Rp3,44 triliun," kata Didiek.
Baca Juga: KAI Minta Dana Talangan Rp3,5 Triliun, untuk Apa?
Oleh karena itu, Didiek menyebut jika perseroan sangat membutuhkan dana talangan Rp3,5 triliun. Tujuannya adalah untuk menjaga agar arus kas perseroan tetap positif.
"Setelah efisien operasional sesuai skenario maka KAI masih membutuh dana Rp3,5 triliun untuk menjaga arus kas positif 2020," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)