JAKARTA - Hari ini Komisi XI DPR RI akan mengumumkan nama Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) yang baru pada Senin, 13 Juli 2020.
Sebelumnya, rangkaian uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) kepada tiga calon Deputi Gubernur Bank Indonesia sudah digelar Selasa 7 Juli dan Rabu 8 Juli 2020.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajukan tiga calon tersebut antara lain Aida S. Budiman, Doni Primanto Joewono, dan Juda Agung.
Baca Juga: Deputi Gubernur BI Baru Diumumkan Besok, Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Dipilih
Ketiga nama calon Deputi Gubernur Bank Indonesia tersebut diajukan Presiden Joko Widodo kepada DPR RI sebagai calon pengganti Erwin Rijanto yang telah berakhir jabatannya pada bulan Juni 2020.
Berikut fakta-fakta Deputi Gubernur BI yang baru seperti dirangkum Okezone, Jakarta, Senin (12/7/2020).
1. Rekam Jejak 3 Calon Deputi Gubernur BI Pilihan Jokowi
Juda Agung lahir di Pontianak, pada tahun 1964. Pendidikan Teknologi Industri Pertanian ditempuhnya pada tahun 1981 di Institut Pertanian Bogor. Melanjutkan pendidikannya, Juda meraih Gelar Ph.D in Economics, University of Birmingham pada tahun 1999 setelah meraih gelar Master in Money Banking and Finance di universitas yang sama tahun 1993-1995. Memulai kariernya di Bank Indonesia pada tahun 1991 sebagai staf Urusan Ekonomi dan Statistik, dan selanjutnya sebagai Peneliti Ekonomi Yunior di Bagian Studi Ekonomi Makro, Struktur dan Pengembangan Pasar Keuangan, Juda memiliki banyak pengalaman di bidang riset ekonomi dan kebijakan moneter.
Aida S. Budiman lahir di Bogor pada tahun 1965. Setelah menempuh pendidikan Sosial Ekonomi Pertanian Agribisnis di Institut Pertanian Bogor pada tahun 1983, Aida melanjutkan pendidikan di University of Southern California pada tahun 1994 hingga meraih gelar MA in Economics, dan menambah gelar Ph.D pada tahun 2001 setelah menjalani pendidikan di Claremont Graduate University, USA.
Baca Juga: Deputi Gubernur BI Akan Diumumkan Senin Depan, Siapa yang Akan Dipilih?
Doni Primanto Joewono lahir pada tahun 1965 di Surabaya. Menempuh pendidikan Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Sebelas Maret (UNS) pada tahun 1988, Doni melanjutkan pendidikan pasca sarjana di Universitas Indonesia jurusan Administrasi pada tahun 2004. Doni memulai karirnya di Bank Indonesia sebagai analis di Departemen Pengelolaan Moneter pada tahun 1991 dan melanjutkan karir di bidang statistik.
2. Beberkan Strategi Penyelamatan Ekonomi
Juda Agung yang kini menjabat Asisten Gubernur dan juga Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial memiliki jurus pentingnya fase penyelamatan ekonomi di tengah perlambatan ekonomi akibat pandemi covid-19 maupun gejolak global yang sedang terjadi.
“Penyelamatan ekonomi ini harus bertahap sesuai prioritas di mana tahun 2020 ialah fase penyelamatan sampai awal 2021 ini seperti manajemen krisis bertahan dari terhentinya kondisi ekonomi. Kunci penyelamatan fase pertama adalah bantuan sosial dan restrukturisasi kredit,” ujar Juda di Gedung DPR.
Juda meyakini pada tahun 2021 telah memasuki fase pemulihan dengan terus mendorong akselerasi pemulihan ekonomi di antaranya mendorong permintaan, penyiapan ekonomi digital serta reaktifitas ekonomi. Juda sendiri optimis ekonomi Indonesia pada tahun 2021 dapat tumbuh pada level 6,71% dan terakhir fase ketiga ialah fase normalisasi kebijakan pada tahun 2022 hingga 2023 di mana penguatan kebijakan struktural harus terus dibangun agar dapat menjalankan ekonomi dalam era yang baru atau new normal.
3. Elektronifikasi Bansos
Doni Primanto mengusung tema Penguatan Peran BI Menuju Indonesia Maju dan Berdaya Tahan. Visi misinya adalah mewujudkan perekonomian Indonesia yang tumbuh tinggi, berdaya tahan, dan inklusif melalui penetapan dan pengimplementasian kebijakan yang efektif, sinergis, dan istiqomah, menuju Indonesia maju.
Ada berbagai strategi yang akan dilakukan Doni demi mewujudkan visi dan misinya tersebut. Salah satunya mengenai elektronifikasi atau keuangan digital.
"Mengoptimalkan kebijakan sistem pembayaran Indonesia, dengan membentuk ekosistem digital yang sehat, percepatan pertumbuhan ekonomi dan menjamin pelaksanaan tugas dan kewenangan BI," ujar Doni.
Dia melanjutkan, digitalisasi menjadi salah satu cara untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Akselerasinya yakni melalui elektronifikasi bantuan sosial, transaksi pemda, hingga sektor transportasi.
"Digitalisasi mendorong elektronifikasi bansos ini sangat efektif, apalagi dalam kondisi COVID-19 ini adalah untuk mendorong ekonomi, mendorong supaya bansos betul-betul diterima dan menggerakkan ekonomi," katanya.
4. Pengumuman Hari Senin Pukul 14.00 WIB
Anggota Komisi XI DPR Vera Febyanthy mengatakan, pengumuman Deputi Gubernur BI bakal diumumkan Senin depan, pukul 14.00 WIB.
"Tidak jadi hari ini karena masih ada pertimbangan. Jadi diumumkan Senin jam dua siang," ujar Vera saat dihubungi.
5. Pertimbangkan Hal Ini Sebelum Pilih Deputi Gubernur BI
Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan yang perlu jadi pertimbangan adalah kemampuan deputi gubernur BI untuk membaca arah kebijakan moneter global khususnya terkait aliran likuiditas dari negara maju.
"Saat ini Indonesia cukup beruntung karena ada Quantitative Easing dari Bank Sentral AS yang masuk ke negara berkembang. Tapi ketika terjadi tappering off maka resiko capital outflow membayangi Indonesia," kata Bhima.
Menurut Bhima, yang dibutuhkan intuisi dan analisis yang kuat, langkah antisipasi apa yang dibutuhkan deputi gubernur BI untuk mencegah outflow dana asing tersebut.
"Berikutnya terkait dengan koordinasi fiskal dan moneter harus lebih harmonis. Bukan berarti BI dibawah otoritas fiskal dan meninggalkan independensi nya, tapi perlu perbaikan koordinasi sehingga stimulus fiskalnya jalan dan paralel stimulus moneter juga jalan," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)