"Idealnya si 10% dari penghasilan kita. Cuma dalam kondisi seperti ini kalau saya menyarankan hal hal yang kenikmatan hidup kita rem dulu kita stop dulu jadi lebih banyak fokusnya di dana darurat aja. Bisa 20-30% penghasilan kita untuk dana darurat dan tabungan dan memang impactnya adalah mengurangi pengeluaran yang bersifat leasur. Jajan , makan di resto, nongkrong di kafe kita stop dulu aja kalau kita merasa tempat saya kerja akan goyang nih. Kaya gitu," jelasnya.
Baca juga: Gaji Dipotong tapi Cicilan Menumpuk, Ada 2 Solusi Mengatasinya
Menurut Andi, dana darurat ini bisa menyatu dengan anggaran tabungan per bulan. Atau kamu juga bisa memisahkan dana darurat dengan uang yang harus kamu masukan ke tabungan.
"Kalau bisa dipisah lebih bagus. Cuma kalau repot alokasinya pembagiannya dijadikan satu saja enggak apa-apa. Karena kan prinsipnya dana darurat itu kan dana yang bisa dicairkan digunakan sewaktu waktu. Kebanyakan dalam bentuk di dalam rekening tabungan kita," jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)