Kolaborasi data dari berbagai insitusi tersebut pun diharapkan dapat memperkaya ketersediaan data khususnya data mikro untuk menunjang pengambilan kebijakan sektor kelautan dan perikanan.
Dalam kesempatan yang sama, Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekonomi Maritim, Laode Masihu Kamaluddin, mengatakan bahwa untuk kepentingan KKP di masa depan, pembangunan Pohon Informasi Perikanan Terintegrasi (PIPT) berbasis Big Data, harus segera dilaksankan.
Pohon Informasi Perikanan Terintegrasi merupakan suatu strategi manajemen berbasis big data yang menggunakan teknologi informasi untuk mengolah data menjadi informasi terintegrasi yang diperlukan dan relevan sebagai dasar pengambilan keputusan, terkait regulasi, investasi dan bisnis, kesejahteraan nelayan (kelestarian alam dan lingkungan), serta kepentingan kaum intelektual dan dunia perguruan tinggi.
"Saat ini kita masuk ke zaman ABC, yakni zaman A Artificial Intelligence, B Big Data, dan C Connectivity. Dari ketiga hal tersebut, hal paling mendasar adalah B, karenanya data yang dikembangan sebagai data dasar atau data mikro, harus berkembang menjadi big data.
Dari big data, lalu kita olah menjadi informasi dengan bantuan artificial intelligence, dan powered by blockchain yang akan menjadi konektivitas antara ketiganya. Barulah perikanan kita akan menjadi lebih kuat. Di dalam konteksi ini, semua harus terkait. Aktivitas boleh masing-masing, tetapi frame work harus sama karena kita akan bangun pohon informasi perikanan," tandas dia.
(Fakhri Rezy)