JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 Indonesia pada esok hari atau 5 Agustus 2020. Banyak yang memprediksi, ekonomi Indonesia kuartal II-2020 akan tumbuh negatif atau minus terimbas pandemi virus corona atau Covid-19.
Meski diprediksi minus, ekonomi Indonesia belum masuk jurang resesi. Sebab, pada kuartal I-2020, ekonomi Indonesia tumbuh positif 2,97%.
Namun, beberapa negara yang sudah mengalami resesi dinilai akan berdampak pada ekonomi Indonesia. Sebut saja negara yang terlebih dahulu mengalami resesi, seperti Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, Jerman, Amerika Serikat (AS) hingga Uni Eropa.
Baca Juga: Tugas Khusus Satgas dari Jokowi, Ekonomi Kuartal III Jangan Sampai Negatif!
Banyak yang memprediksi ekonomi Indonesia akan minus di kisaran 3% hingga 6% pada kuartal II-2020. Berikut beberapa penjelasan ekonomi Indonesia menurut ekonom, mantan Menkeu, Gubernur BI hingga pengusaha seperti dirangkum Okezone, Jakarta, Selasa (4/8/2020).
1. Mantan Gubernur BI Agus Martowardojo
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2013-2018 Agus Martowardojo, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2020 akan ada di kisaran negatif atau minus 4% hingga 6%. Padahal, rata-rata pertumbuhan ekonomi di 5 tahun terakhir berada di angka 5%
"Akibat Covid ekonomi sudah turun 2,9%. Kita semua prediksi ekonomi Indonesia di kuartal II-2020 tumbuh negatif, kita melihat negatif 4% sampai 6%," kata Agus dalam diskusi secara virtual, Senin 3 Agustus 2020.
Baca Juga: Bu Sri Mulyani, Indonesia Bisa Selamat dari Jurang Resesi?
2. Ekonom Indef Bhima Yudhistira
Bhima memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II diperkirakan akan tumbuh minus 3,26-3.88%. Adapun, perlambatan konsumsi rumah tangga dan lambatnya realisasi stimulus disertai rendahnya aktivitas manufaktur jadi penyebab utama anjloknya perekonomian pada kuartal II.
"Penanganan pandemi covid19 yang lambat dan kebingungan kebijakan kesehatan memperparah kepercayaan konsumen untuk berbelanja," ujar Bhima saat dihubungi di Jakarta, Selasa 4 Agustus 2020.
3. Ekonom Core Piter Abdullah
Ekonom Core Piter Abdullah mengatakan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai -5%. Hal ini disebabkan turunya konsumsi serta investasi dan ekspor yang membuat pertumbuhan ekonomi anjlok
"Saya perkirakan antara minus 5% sampai minus 5,5%. Utamanya karena wabah yang menyebabkan turunnya konsumsi, investasi dan ekspor," jelasnya.