JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 tercatat minus 5,32 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Dengan adanya penurunan ini, Indonesia terancam masuk ke jurang resesi.
Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Fajar B Hirawan mengatakan, jika dilihat secara makro ekonomi, Indonesia berpeluang tidak mengalami resesi. Pasalnya, Indonesia telah mencuri start pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 pada Juni 2020.
Baca juga: Ekonomi RI Minus 5,32%, Tim Pemulihan Ekonomi: Kita Tidak Kaget
"Kalau Kuartal III kan mulai Juli-September, jadi menurut saya dengan ekonomi sudah mulai berjalan dan itu bisa dilihat dari beberapa indeks khususnya indeks PMI yang sudah mengalami rebound cukup tinggi di level 40 di bulan Juli, kemudian indeks harga konsumen juga sudah mulai meningkat dari bulan Juli kemarin," ujar Fajar dalam acara Market Review IDX Channel, Senin (10/8/2020).
Dia pun optimis dengan pemulihan ekonomi yang telah berjalan ini akan menghindarkan Indonesia dari resesi dan otomatis pertumbuhan ekonomi di kuartal III akan positif.
Baca juga: Jurus Maut Erick Thohir agar Indonesia Tak Masuk Jurang Resesi
"Kalau kita dihadapkan sama resesi atau tidak saya masih optimis bahwa ekonomi kita masih bisa tumbuh positif di kuartal III, minimal 0,3 sampai 0,1 persen menurut saya," kata dia.
Fajar menyebut, dengan dana stimulus program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang disiapkan pemerintah mencapai Rp695,2 triliun juga harus dipercepat penyerapannya. Menurutnya, dana stimulus bisa digunakan secara tepat dan cepat, sebab saat ini pemerintah tidak bisa hanya fokus kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah sebanyak 40 persen.
"Karena apa? banyak sekali masyarakat yang mungkin dulunya berpendapatan menengah sekarang sudah masuk ke golongan masyarakat miskin," ucapnya.
Minusnya pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah diprediksi banyak pihak imbas dampak pandemi virus corona atau Covid-19. Sementara, selama semester I-2020 mengalami kontraksi 1,26%.
"Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 mengalami kontraksi 5,32%," kata Kepala BPS Suhariyanto.
(Fakhri Rezy)