“Intinya kita mulai dulu saja, orang kebanyakan teori. Akhirnya idenya kecolongan sama orang lain. Kalau kebanyakan mikir, kecolongan. Ketakutan-ketakutan ini sebenarnya menghantui kita. Sekarang era pandemi ini berat. Tapi kita harus berpikir untuk besar di new normal, harus berpikir besar dulu,” ujarnya.
Dia mengaku penjualannya kini penuh mengandalkan teknologi. Salah satu caranya dengan memasarkan keripiknya itu di seluruh e-commerce.
“Akhirnya kita targetkan untuk memperlihatkan sesuatu yang menarik. Sehingga mereka terbawa alam sadarnya. Akhirnya kita pasarkan lewat market place. Promo besar-besaran di sana, supaya masih bisa nikmati maicih walaupun hanya di rumah saja,” kata dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)