RI Ekspor Kelapa hingga Cengkeh ke Jerman, China dan Jepang

Subhan Sabu, Jurnalis
Senin 31 Agustus 2020 10:41 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Okezone.com/Subhan Sabu)
Share :

MANADO - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor komoditas pertanian pala biji, cengkeh, kelapa parut, minyak kelapa, santan kelapa dan bunga pala sebanyak 3.766 ton ke Jerman, China, India, Singapura, Vietnam, Jepang dan Turki. Dirinya juga memeriksa langsung kesiapan ekspor tersebut.

"Semua komoditas ini telah melewati serangkaian tindakan karantina pertanian untuk memenuhi persyaratan negara tujuan," tegas Mentan, saat melepas ekspor sekaligus inspeksi dan penyerahan sertifikat kesehatan karantina pertanian di Komplek Kantor Badan Penelitian Tanaman Palma (Balitpalma), Minahasa Utara, Minggu (30/8/2020).

Baca Juga: Ekspor Indonesia ke Singapura dan Malaysia Meroket meski Resesi

Dirinya mengungkapkan, komoditas unggulan ekspor asal Sulut senilai Rp62,1 miliar dipastikan sehat dan aman. Sekaligus memenuhi persyaratan sanitari dan fitosanitari (SPS Measures) sesuai aturan dari 7 negara tujuan tersebut.

Menurutnya, kebijakan hambatan tarif tidak lagi populer di perdagangan global dan berganti dengan kebijakan hambatan teknis dalam perdagangan atau technical barrier to trade, yakni hambatan yang diakibatkan oleh hal-hal teknis seperti kualitas produk, pengepakan, penandaan, dan persyaratan keamanan pangan.

Baca Juga: RI Ekspor 20 Ton Bawang Goreng ke Malaysia meski Resesi

"Oleh karenanya pemenuhan persyaratan sanitari dan fitosanitari atau SPS Measure pada produk pertanian yang diperdagangkan menjadi sangat penting. Barantan (Badan Karantina Pertanian) selaku otoritas karantina memiliki peran strategis untuk menjamin kesehatan dan keamanan produk pertanian tanah air mampu bersaing," jelasnya.

Lebih lanjut, selain protokol, Barantan juga mendorong proses integrasi layanan digital berupa layanan sertifikat digital atau e-Cert ke berbagai negara. Sertifikat dikirim secara elektronik dahulu, setelah disetujui barang dikirim sehingga pasti diterimanya tidak ada lagi penolakan atau re-ekspor.

"Saat ini baru empat negara, Australia, New Zealand, Vietnam dan Belanda. Saya minta kalau bisa seluruh negara, ini targetnya," tegasnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya