JAKARTA - Harga minyak balik melemah lebih dari 2%, karena permintaan bensin di Amerika Serikat (AS) turun. Indikasi ini menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi akibat pandemi mungkin lebih lambat dari yang diharapkan.
Data mingguan Pemerintah AS mencatat bahwa permintaan bensin lebih rendah dari minggu sebelumnya, mengabaikan data persediaan minyak mentah yang bullish. Hal inilah yang membuat harga minyak berubah negatif.
Baca Juga: Terendah Sejak 1985, Ekspor Minyak Arab Saudi ke AS Mulai 'Kering'
Minyak mentah Brent turun USD1,15 atau 2,5%, menjadi USD44,43 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate ditutup 2,9%, atau USD1,25, lebih rendah pada USD41,51 per barel. Demikian dilansir dari CNBC, Kamis (3/9/2020).
Meski turun, harga minyak saat ini telah pulih dari posisi terendah pada April lalu, ketika Brent dibanderol USD16. Harga tersebut merosot ke level terendah selama 21 tahun.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Seiring Meningkatnya Aktivitas Pabrik di AS
Begitu juga saat Badai Laura berlalu, di mana l fasilitas produksi dan pemurnian diperkirakan rusak tapi tetap kokoh usai diterjang badai.
Produsen juga telah mengembalikan beberapa minyak mentah ke pasar karena sebagian permintaan pulih dan OPEC pada Agustus menaikkan produksi sekitar 1 juta barel per hari (bph).