JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Impor Indonesia pada Agustus 2020 mencapai USD10,74 miliar mengalami kenaikan 2,65% dibandingkan Juli 2020 tercatat sebesar USD10,46 miliar. Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/YoY) turun 24,19%.
Namun, di tengah penurunan tersebut Indonesia masih ketergantungan impor dari China.
Baca juga: BPS: Impor Indonesia USD10,7 Miliar, Turun 24,1%
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan ada tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Agustus 2020 adalah Tiongkok senilai USD24,72 miliar (29,90%), Jepang USD7,31 miliar (8,84%), dan Singapura USD5,41 miliar (6,55%).
Sedangkan, impor nonmigas dari ASEAN senilai USD15,61 miliar (18,89%) dan Uni Eropa senilai Rp6,61 miliar (7,99%).
Baca juga: Kinerja Impor Indonesia Juli 2020 Turun 32,5%
"Impor pada Agustus ini secara yoy turun 24,19% yang dipengaruhi penurunan migas dan nonmigas," kata kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (15/9/2020).
Kecuk menjelaskan impor nonmigas Agustus 2020 mencapai USD9,79 miliar angka ini naik 3,01% dibandingkan Juli 2020, namun dibandingkan Agustus 2019 turun 21,91%.
"Begitu juga dengan impor migas Agustus 2020 senilai USD0,95 miliar atau turun 0,88% dibandingkan Juli 2020. Demikian pula jika dibandingkan Agustus 2019 turun 41,75%," katanya.
Peningkatan impor nonmigas terbesar Agustus 2020 dibandingkan Juli 2020 adalah golongan besi dan baja senilai USD89,2 juta (23,31%), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan kapal, perahu, dan struktur terapung senilai USD60,8 juta (40,96%).
(Fakhri Rezy)