G30S PKI, Kisah Krisis Ekonomi pada 1960 hingga 1966

Fadel Prayoga, Jurnalis
Rabu 30 September 2020 10:45 WIB
Krisis Ekonomi (Ilustrasi: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Indonesia pernah dilanda krisis ekonomi paling parah sepanjang sejarah Indonesia merdeka. Peristiwa itu terjadi dari medio tahun 1960 hingga 1966 silam. Saat itu, Indonesia dipimpin seorang kepala negara, yaitu Presiden Soekarno.

Kala itu, Sang Proklamator menganut sistem Ekonomi Terpimpin. Sistem tersebut merupakan turunan dari sistem politik yang jadi pedoman Soekarno dalam memimpin negara, yaitu Demokrasi Terpimpin.

Demokrasi Terpimpin adalah sistem demokrasi di mana seluruh keputusan berpusat pada pemimpin negara yang saat itu dijabat oleh Presiden Soekarno. Demokrasi ini diumumkan pertama kali oleh Presiden Soekarno pada pembukaan sidang konstituante tanggal 10 November 1956.

Baca Juga: Kilas Balik Krisis Ekonomi di Masa G30S PKI, Inflasi Capai 630%

Persoalan ekonomi sangat beragam, salah satunya APBN Indonesia yang mengalami defisit hingga berujung ke krisis, yakni sekitar dekade 1960-an.

Bung Karno kerap menggaungkan ganyang Malaysia dan memperebutkan Irian Barat dengan Belanda. Alhasil, anggaran negara difokuskan 2 faktor tersebut, bukan untuk program ekonomi.

"Konfrontasi dengan Belanda dalam rangka memperebutkan Papua dan konfrontasi dengan Malaysia. Jadi kita dua kali perang itu," kata Direktur Riset CORE Piter Abdullah saat dihubungi, Selasa (29/9/2020) malam.

Baca Juga: Indonesia Terancam Resesi, Biasanya Orang Selalu Tahan Duit

Dia menjelaskan, setelah urusan dengan kedua negara itu selesai, Soekarno memilih cara memajukan Indonesia dengan membangun berbagai monumen di wilayah Ibu Kota. Kala itu, Presiden RI ke-1 itu berpandangan bahwa proyek-proyek itu dapat mengharumkan nama Tanah Air di kancah dunia internasional.

"Artinya, semua itu membutuhkan biaya yang besar, sementara di sisi lain, utang kita masih terbatas. Yang dilakukan pemerintah waktu itu dengan melakukan mencetak uang," ujarnya.

 

Dalam membiayai pembangunan monumen, lanjut Piter, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mencetak uang. Akibatnya, uang yang beredar di masyarakat pun jumlahnya naik ratusan kali lipat.

"Yang dilakukan pemerintah waktu itu dengan melakukan mencetak uang. Mencetak uang itu terlihat dari kenaikan jumlah uang beredar yang naiknya enggak main-main, mencapai ratusan persen, berkali lipat. Setahun itu naiknya bisa seratus persen," kata dia.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya