Rupiah Diprediksi Menguat, Ada Sentimen Apa Saja?

Giri Hartomo, Jurnalis
Senin 12 Oktober 2020 12:59 WIB
Rupiah (Okezone)
Share :

Hal ini mengakibatkan pasar keluar dari aset aman dolar AS dan masuk ke aset berisiko termasuk rupiah.

"Potensi penguatan nilai tukar rupiah tetap ada dengan faktor eksternal dari AS tersebut," kutip riset.

Sedangkan dampak dari kericuhan demo akibat pengesahan UU Cipta Kerja diyakininya belum berpengaruh banyak terhadap kinerja rupiah.

Omnibus law, lmemang memberikan dampak positif berupa insentif yang begitu banyak bagi investor. Namun, aliran modal masuk Itu diperkirakan tidak semata karena faktor tarikan omnibus law.

Kendati demikian, penguatan rupiah bisa terganjal oleh demo penolakan UU Cipta Kerja yang menurutnya bisa saja berlangsung hingga pekan depan.

Faktor dorongan di luar negeri berupa kabar baik di Amerika Serikat terkait kondisi kesehatan Trump dan rencana pencairan stimulus fiskal Amerika Serikat juga ikut memperkuat posisi nilai tukar rupiah pada pekan ini

Proyeksi apresiasi rupiah pekan depan utamanya didorong oleh katalis tekanan pada dolar AS karena maju mundurnya stimulus fiskal.

Seperti diketahui, Rupiah bukan satu-satunya mata uang Asia yang menguat pada perdagangan akhir pekan lalu. Apresiasi terhadap mata uang Asia dipimpin oleh mata uang yuan China yang menguat 1,38% dan yuan offshore China yang naik 0,77%.

Selama sepekan terakhir, mata uang garuda sudah menguat 1,12%. Rupiah bergerak pada kisaran Rp14.605 hingga Rp14.850 per dolar AS.

Mata uang garuda juga terpantau menguat 8,03% sepanjang 6 bulan terakhir, meskipun masih dalam posisi terdepresiasi 5,67% sepanjang tahun berjalan.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya