JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) diperkirakan bergerak pada level Rp14.600-Rp14.750. Ada beberapa sentimen yang akan mempengaruhi Rupiah, di antaranya kebijakan AS dan pengembangan vaksin virus corona.
Treasury MNC Bank dalam risetnya, Rabu (21/10/2020), menyampaikan bahwa dalam penutupan perdagangan Selasa (20/10/2020) Rupiah menguat 50 poin atau 0,34% ke level Rp14.657 per USD. Jisdor juga menguat 12 poin atau 0,08% ke Rp14.729, dibandingkan dengan posisi Senin (19/10/2020) yang berada di level Rp14.741.
Baca Juga:Â Rupiah Dibuka Menguat, 1 Dolar Sama dengan Rp14.645
Sementara dolar index menguat 0,014 poin atau 0,01% ke level 93,413 berdasarkan data Bloomberg.
Ada beberapa penggerak pasar kemarin, dari dalam negeri, walaupun PDB kuartal III baru diumumkan awal November, namun hawa resesi dinilai sudah tampak jelas dan bisa terlihat dari konsumsi masyarakat yang masih stagnan dan Infrastruktur yang masih jalan di tempat.
Demonstrasi UU Cipta kerja yang berakhir damai kemarin, juga membuat Rupiah dapat kembali menguat.
Sementara dari AS, Ketua DPR Nancy Pelosi berharap akan ada kejelasan tentang stimulus yang dapat disahkan sebelum Pemilu Presiden 3 November mendatang.
Baca Juga:Â Rupiah Dibuka Lesu di Rp14.717/USD
Selain itu, Wakil Ketua Federal Reserve Richard Clarida juga menyoroti kebutuhan mendesak agar langkah-langkah stimulus disahkan. Meskipun ekonomi AS pulih dengan kuat setelah mengalami pukulan besar akibat Covid-19, dia memperingatkan bahwa perlu waktu satu tahun lagi bagi ekonomi untuk kembali ke tingkat sebelum krisis dan membutuhkan waktu lebih lama bagi pasar tenaga kerja untuk memulihkan kerugian.
Dari Eropa, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengatakan bahwa bank sentral akan mempertahankan kebijakan yang akomodatif untuk menanggapi pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.