JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai prospek pertumbuhan perekonomian global masih dibayangi risiko akibat perkembangan pandemi yang belum sepenuhnya terkendali.
Selain itu, volatilitas aliran modal sebagai akibat perubahan sentimen pasar, peningkatan beban utang, kerentanan di sektor keuangan, serta peningkatan kemiskinan dan ketimpangan.
Baca Juga: Di Depan Bos IMF, Sri Mulyani Buka Rahasia Pulihkan Ekonomi RI
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, di tengah berbagai risiko tersebut, pemulihan ekonomi global diperkirakan masih bersifat parsial, tidak merata dan dipenuhi ketidakpastian.
" IMF memandang positif dilanjutkannya respons kebijakan yang bersifat extraordinary yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan ekonomi di masing-masing negara," kata Perry dalam siaran pers yang diterima, Minggu (19/10/2020).