Sementara itu, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim mengatakan ada sederet alasan para produsen kereta Jepang tak tertarik dengan tawaran MRT Jakarta.
"Jadi beberapa contoh proyek yang diquote oleh para trade maker atau manufactur waktu kita melakukan market sounding atau briefing itu adalah Tokyo Olympic 2020. Maka itu mereka masih sibuk dengan itu pada saat kita masuk," ungkap dia.
Lalu, lanjut dia ada banyak proyek lain yang dikerjakan perusahaan Jepang di luar Indonesia. Misalnya di Manila, Filipina, yang melakukan pesanan kereta berjumlah 300.
"Dan juga ada beberapa proyek dan pemesanan dari Amerika Serikat (AS). Itu baru sebagian yang saya sebutkan, itu membuat market Jepang occupied, dan ditambah lagi order kita yang kecil lah dibanding dengan order-ordernya mereka," tandas dia.
(Fakhri Rezy)