Hadapi Krisis Ekonomi, Sri Mulyani: Pilih Kebijakan Cepat atau Tepat?

Giri Hartomo, Jurnalis
Senin 26 Oktober 2020 14:12 WIB
Sri Mulyani (Foto: Dok Kemenkeu)
Share :

JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberi beberapa pertanyaan kepada para mahasiswa yang menjadi finalis Lomba Debat Hebat APBN yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan. Pertanyaan pertama dilontarkan kepada tim Eclat dari PKN STAN.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertanya bagaimana cara menjalankan kebijakan dengan cepat namun tetap akuntabel dan bisa dijalankan dengan baik untuk mengatasi dampak pandemi virus corona atau Covid-19. Maksud dijalankan dengan baik adalah bisa terasa langsung oleh masyarakat.

"Pertanyaan kepada tim B bagaimana anda akan menyikapi pilihan yang sulit itu dan langkah-langkah apa yang akan dilakukan untuk menjaga agar pilihan kebijakan anda bisa akuntabel dan terdeliver dengan baik," ujarnya dalam acara Lomba Debat Hebat APBN secara virtual, Senin (26/10/2020).

Menurut Sri Mulyani, dalam suasana krisis seperti saat ini diperlukan pengambilan kebijakan yang cepat. Namun dalam pengembalian kebijakan ini pemerintah lagi-lagi dihadapkan beberapa pilihan sulit.

Baca Juga: Investasi yang Cocok untuk Mahasiswa agar Jadi Crazy Rich

Di sisi lain, pemerintah diminta untuk dengan cepat dalam mengeluarkan kebijakan. Namun di saat yang sama, data yang terkumpul masih belum sempurna.

"Apakah harus melakukan langkah-langkah kebijakan secara cepat meskipun datanya tidak sempurna persiapan yang tidak matang," kata Sri Mulyani.

Sebagai salah satu contohnya adalah untuk anggaran kesehatan. Pemerintah menginginkan agar anggaran kesehatan ini bisa tersalurkan sesegera mungkin.

"Contohnya seperti kita menyampaikan untuk anggaran kesehatan segera membeli APD kita belum tahu harganya. Siapa yang menjual beli vaksin barangnya belum jadi membangun rumah sakit agar cepat bisa pasien pasien yang melonjak jadi kecepatan menjadi sangat penting pada saat persiapan dan datanya mungkin tidak lengkap memberikan bantuan sosial datanya mungkin belum update," jelasnya.

Contoh lainnya adalah penyaluran bantuan untuk masyarakat yang terdampak pandemi termasuk di dalamnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Di sisi lain, dibutuhkan sesegera mungkin bantuan dicairkan namun pemerintah belum mendapatkan data yang update dan terperinci calon penerima.

"Namun masyarakat butuh sekarang dibantu membantu UMKM 60 juta lebih kita tidak punya data by name by address by location karakteristik dari usahanya," kata Sri Mulyani.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya