"Kalau kita mundur dari sisi sejarah, kita tahu itu dulu ada Premium yang menggunakan timbal. Seolah-olah bahwa kita semua, atau kita Pertamina sebagai vendornya pemerintah, kok menjual produk yang meracuni bangsa sendiri?" ujar Arifin.
Oleh sebab itu, lanjut Arifun, akhirnya Pertamina pun mengubah produk tersebut dengan BBM yang bukan timbal. Kemudian seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan lagi dalam hal produksi BBM di Pertamina, yang berhasil dilakukan melalui kilang Balongan.
Di mana, kilang Balongan itu adalah salah satu kilang yang dapat memproduksi BBM dengan Ron yang sangat tinggi, sehingga tidak perlu lagi ada peningkat octan number-nya.
"Jadi pas keluar dari kilangnya itu sudah langsung tinggi oktan BBM-nya," tandasnya.
(Feby Novalius)