JAKARTA - Pemerintah mengejar target produksi minyak 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar gas kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030. Berbagai macam kebijakan dan rencana tengah dibangun agar target ini tercapai.
Seperti, peningkatan iklim berusaha, sanctity of contract, dan adanya peraturan yang saling mendukung merupakan kata kunci untuk memperbaiki tata kelola hulu migas yang dibutuhkan demi meningkatkan investasi hulu migas Indonesia.
Baca Juga: Ketika Digitalisasi Jadi Jurus Genjot Produksi Migas Nasional
Selain itu, KKKS juga berupaya mencari sumber cadangan minyak baru. Hal ini dilakukan Subholding Upstream Pertamina terus meningkatkan kinerja dan berupaya menemukan cadangan migas. Salah satunya dengan melakukan survei Line Test Vibroseis 2D di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi Medy Kurniawan menjelaskan kegiatan survei Line Test Vibroseis 2D wilayah Majalengka adalah lanjutan dari pelaksanaan komitmen seismik open area KKP PHE Jambi Merang tahap 1 yang telah selesai dilaksanakan pada 3 Agustus 2020 lalu sepanjang 32.215 km.
Baca Juga: Kejayaan Migas Telah Berlalu, Ini Maksud Menteri ESDM
"Komitmen eksplorasi KKP PHE Jambi Merang selama lima tahun, setelah selesai seismik tahap ke-1 di wilayah Indonesia bagian timur bulan Agustus lalu, kini tahap kedua dilakukan Line Test Vibroseis 2D yang juga selesai tepat waktu. Sebagai riset awal dilakukan survey sepanjang 15 km, namun tantangan melakukan survei di darat cukup besar karena bersingungan langsung dengan fasilitas masyarakat sehingga kita harus memastikan operasi berjalan aman," ujar Medy dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (4/12/2020).
Survei Line Test Vibroseis 2D ini merupakan bagian dari pemenuhan Komitmen Kerja Pasti WK Jambi Merang (KKPJM) di wilayah terbuka tahun kedua yang dilakukan PHE Jambi Merang dan SKK Migas.