Andriano Sumarno adalah direktur keuangan pada hotel di bawah bendera Hyatt. Lebih dari 90% karyawan dirumahkan dan ia tidak tahu kapan dipekerjakan lagi. Andriano dipertahankan tetapi gajinya dikurangi. Hotel, yang baru dibuka pada Januari 2020 itu, tutup pada Maret tetapi beroperasi lagi sejak Agustus walaupun menanggung kerugian.
Untuk beroperasi baik, menurut Andriano yang berkecimpung dalam perhotelan sejak 2003, kapasitas hotel harus terisi 35%. “Akhir-akhir ini kapasitas hotel kami di dalam hitungan belasan. Sampai sekarang. Ya harus legowo lah menerima kerugian,” tukasnya.
Dalam hotel berjaringan memungkinkan terjadi subsidi silang sehingga hotel tidak perlu tutup. Tetapi untuk hotel yang tidak berjaringan, sulit untuk tidak mengambil langkah drastis itu.
Namun, Dicky Sumarsono dari firma konsultasi dan manajemen hotel dan resor Azana, menyarankan agar jangan sampai menutup hotel. “Kalau sampai hotel tutup, haduh, itu nanti algoritmanya mati. Berhenti. (Untuk menaikkannya lagi susah).”
Yang umum dilakukan pemilik hotel dan penginapan, baik di Indonesia maupun di Amerika, adalah menurunkan tarif sewa dan meningkatkan pelayanan. Kiat lain, memacu mesin pertumbuhan, dilakukan manajemen Azana sampai akhirnya kapasitas hotelnya kini di atas 50%.
Kiat sederhana diterapkan artis Nova Eliza. dia memangkas tarif penginapannya sampai lebih dari 50%, cukup untuk biaya pemeliharaan. “Hanya menutup untuk operasional. Daripada kosong,” ujarnya.