CHICAGO - Harga emas berjangka merosot kembali pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), mencatat penurunan untuk hari ketiga beruntun. Emas tertekan penguatan dolar AS yang diuntungkan oleh pembelian safe-haven didorong kekhawatiran atas varian baru virus corona yang menyebar cepat di Inggris.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange merosot USD12,50 atau 0,66% menjadi USD1.870,30 per ounce. Sehari sebelumnya emas berjangka jatuh USD6,10 atau 0,32% menjadi USD1.882,80.
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp6.000, Balik Lagi ke Level Rp970.000
Emas berjangka juga turun USD1,5 atau 0,08% menjadi USD1.888,90 pada Jumat (18/12/2020), setelah melambung USD31,3 atau 1,68% menjadi USD1.890,40 pada Kamis (17/12/2020), dan naik USD3,8 atau 0,2% menjadi USD1.859,10 pada Rabu (16/12/2020).
"Penguatan dolar telah membatasi beberapa momentum kenaikan emas," kata Analis Standard Chartered, Suki Cooper, dikutip dari Antara, Kamis (23/12/2020).
Baca Juga: Harga Emas Berjangka Anjlok Imbas Kemunculan Jenis Baru Virus Corona
Membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, dolar naik ketika para investor memangkas eksposur ke mata uang-mata uang berisiko seperti pound sterling Inggris, yang menghadapi varian baru virus corona.
Emas berada di bawah tekanan tambahan ketika Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Selasa (22/12/2020) bahwa produk domestik bruto AS meningkat dengan tingkat tahunan sebesar 33,4% pada kuartal ketiga, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 33,1%.