JAKARTA - Tim pengembang alat pendeteksi Covid-19, GeNose hasil produksi Universitas Gadjah Mada (UGM) mencatat GeNose akan digunakan di sejumlah moda transportasi usai memperoleh izin edar dari Kementerian Kesehatan. Langkah itu untuk mendeteksi Infeksi Covid-19 bagi calon penumpang yang akan bepergian.
Ketua tim pengembang GeNose Kuwat Triyana mengatakan, pihaknya saat ini tengah melakukan pertemuan dengan manajemen PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. Poin pertemuan itu sendiri membahas mengenai penggunaan GeNose di stasiun Kereta Api.
"Saya baru saja melakukan meeting dengan KAI, kan GeNose ini nanti digunakan di moda transportasi," ujar Kuwat kepada MNC News Portal, Jakarta, Minggu (27/12/2020).
Baca Juga: GeNose UGM Dapatkan Izin Edar dan Siap Dipasarkan
Di tempat terpisah, VP Public Relations KAI, Joni Martinus mengatakan pihaknya masih melakukan kajian (review) terhadap alat deteksi Covid-19 buah tangan dari para ahli besutan UGM tersebut. Karena itu, dia belum dapat memberikan informasi detail ihwal pertemuan itu, termasuk nantinya KAI akan menggunakan GeNose di sejumlah stasiun Kereta Api.
"Saya belum bisa berkomentar atau konfirmasi dulu, kami masih review alat nya, semuanya, saya belum bisa berkomentar dulu, kalau semua sudah ditindaklanjuti baru kita berikan informasinya," ujar Joni saat dihubungi.
Sebelumnya, UGM secara resmi mengumumkan bahwa alat pendeteksi Covid-19 buah tangan para penelitinya sudah mengantongi izin edar dan siap dipasarkan. Kuwat Triyana mengatakan, izin edar GeNose dari Kemenkes turun pada Kamis (24/12/2020) lalu.
“Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan luar biasa dari banyak pihak GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar (KEMENKES RI AKD 20401022883) untuk mulai dapat pengakuan oleh regulator, yakni Kemenkes, dalam membantu penanganan Covid-19 melalui skrining cepat,”katanya.
Menurut Kuwat setelah izin edar diperoleh maka tim akan melakukan penyerahan GeNose Covid-19 hasil produksi massal batch pertama yang didanai oleh BIN dan Kemenristek/BRIN untuk didistribusikan. Mereka berharap agar dengan jumlah GeNose C19 yang masih terbatas ini dapat memberikan dampak maksimal.
“Dengan 100 unit batch pertama yang akan dilepas, kami berharap dapat melakukan 120 tes per alat atau atau totalnya 12.000 orang sehari. Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan 3 menit termasuk pengambilan nafas sehingga satu jam dapat mengetes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama 6 jam,” kata dia.
Harapan ini dapat diwujudkan, bila distribusi GeNose Covid-19 dilakukan tepat sasaran. Contohnya, di bandara, stasiun kereta, dan tempat keramaian lainnya termasuk di rumah sakit. Termasuk ke BNPB yang dapat mobile mendekati suspect Covid-19. Namun, pada tahap ini tidak memungkinkan pengadaan GeNose untuk keperluan pribadi.
Kuwat juga menegaskan, setelah mendapatkan izin edar GeNose akan segera diproduksi massal. Tim berharap bila ada 1.000 unit kelak maka akan mampu mengetes sebanyak 120.000 orang sehari, dan bila ada 10.000 unit sesuai target di akhir Februari 2021, maka Indonesia akan menunjukkan jumlah tes Covid-19 per hari terbanyak di dunia yakni 1,2 juta orang per hari.
“Tentu, bukan hanya angka-angka seperti itu harapan kita semua, namun kemampuan mentes sebanyak itu diharapkan akan menemukan orang-orang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan segera diambil tindakan isolasi atau perawatan sehingga rantai penyebaran Covid-19 dapat segera terputus,” ujarnya.
(Dani Jumadil Akhir)