Dewan perwakilan rakyat Amerika akan melakukan pemungutan suara Senin (28/12) terkait permintaan itu. Tidak jelas apakah para anggota parlemen akan menyepakati pemberian bantuan lebih besar kepada warga ini, langkah yang tidak disetujui oleh banyak pemimpin partai Republik.
RUU paket bantuan stimulus itu disahkan oleh Kongres pada Senin malam (21/12) setelah terjadi tarik ulur selama berbulan-bulan, tetapi menurut Trump paket tersebut "benar-benar memalukan", dan penuh hal-hal yang "mubazir".
Saat itu Trump mengatakan dalam pesan video yang ia unggah di Twitter, "Ini disebut RUU bantuan Covid, tetapi tidak ada sangkut pautnya dengan Covid."
Paket bantuan yang disetujui Kongres USD900 miliar di antaranya adalah bantuan tunai sekali bayar USD600 untuk sebagian besar warga AS, tetapi menurut Trump jumlah bantuan seharusnya USD2.000.
Paket bantuan tersebut digulirkan untuk membantu warga bertahan di masa pandemi dan bantuan itu tercakup dalam RUU belanja pemerintah, termasuk anggaran untuk badan-badan federal sebesar USD1,4 triliun selama sembilan bulan ke depan dan juta bantuan untuk negara-negara lain.
Pernyataan Trump membuat para anggota Kongres tertegun. Pasalnya, kubu Republik dan Demokrat telah membahas RUU paket stimulus ini sejak Juli dan berharap Trump akan menandatanganinya menjadi setelah disahkan Kongres pada Senin malam.
Jika Trump memveto atau menolak meneken RUU sebelum Senin depan, pemerintah AS bisa berhenti beroperasi karena paket ini juga mencakup anggaran untuk badan-badan federal sampai September 2021.
Namun demikian, Presiden Trump belum secara khusus menyatakan akan memveto RUU. Kalaupun ia sampai menempuh langkah tersebut, sebagaimana dilaporkan media AS, Kongres masih dapat mengabaikan vetonya karena RUU ini mendapat dukungan kuat dari Republik maupun Demokrat.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)