Penyebab Harga Kedelai Meroket, Jadi Pangan Ternak Babi di China hingga La Nina

Ferdi Rantung, Jurnalis
Senin 11 Januari 2021 14:58 WIB
Harga Kedelai Impor Naik, Produsen Tempe dan Tahu Mogok. (Foto: Okezone.com).
Share :

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lufti mengungkapkan bahwa harga kedelai saat ini mencetak rekor tertinggi dalam waktu 6 tahun terakhir. Saat ini, harga kedelai global mencapai USD 13 per rumpum.

"Jadi, sekarang ini harga kedelai itu USD13 per rumpumnya. Ini adalah harga tertinggi dalam 6 tahun terakhir," katanya dalam konferensi pers, Senin (11/1/2021).

Baca Juga: Harga Kedelai Impor Tinggi, Ini Jurus Mentan

Dia menjelaskan, tingginya harga kedelai dipengharuhi naiknya permintaan di pasar global. Namun waktu yang bersamaan kapasitas produksi menurun.

"Ada gangguan cuaca La Nina yang menyebabkan basah di Brasil. Kedua diperparah dengan Argentina yang mengalami aksi mogok. Jadi yang satu berhenti yang satu mulai. Yang satu mulai, yang satu berhenti. Ini yang menjadi gangguan tersendiri,” jelasnya.

Baca Juga: Kedelai Mahal, Mendag Hitung Kewajaran Harga Tahu Tempe

Tak hanya itu, permintaan akan kacang kedelai juga cukup tinggi di China. Salah satu penyebab naiknya harga kacang kedelai adalah untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak babi.

Sebelumnya, China diserang oleh swine flu atau flu babi. Sehingga seluruh ternak babi yang ada di China ini dimusnahkan.

“China sudah mulai terknak babi lagi, Karena makanan babinya diatur, tiba-tiba permintaan kacang kedelai naik dua kali lipat. Jadi hampir mengkaliduakan permintaan kedelai dalam kurun waktu yang singkat. Dari 15 juta biasanya permintaan disana naik menjadi 28 juta permintaan. Ini menyebabkan harga yang tinggi," sambung Lutfi.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya