Indeks Dolar AS Melemah Tinggalkan Level Tertinggi

, Jurnalis
Rabu 20 Januari 2021 08:12 WIB
Dolar AS (Foto: Ilustrasi Shutterstock)
Share :

JAKARTA – Indeks dolar Amerika jatuh untuk sesi kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Dolar melemah karena investor menyambut komentar calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen tentang perlunya stimulus fiskal yang besar.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, turun 0,3% menjadi 90,531, masih lebih tinggi dari level terendah lebih dari 2,5 tahun di 89,206 yang disentuh pada awal bulan ini, demikian dilansir dari Antara, Rabu (20/1/2021).

Baca Juga: Dolar Tergelincir Imbas Bos The Fed Tidak Menaikan Suku Bunga Dalam Waktu Dekat

Yellen, muncul di hadapan Komite Keuangan Senat, mendesak anggota parlemen untuk "bertindak besar" pada paket bantuan virus corona berikutnya, menambahkan bahwa manfaatnya lebih besar daripada biaya beban utang yang lebih tinggi.

“Sepertinya risiko mendapat dukungan yang lebih baik hari ini. Ekspektasi kembali ke gagasan stimulus fiskal AS yang cepat," kata Simon Harvey, analis pasar valas senior di Monex Eropa di London.

 

“Ada pemahaman yang sedang berlangsung bahwa ada dukungan untuk stimulus fiskal yang besar dan dukungan bipartisan yang luas di Senat, sebagai lawan dari proses rekonsiliasi yang panjang,” tambahnya.

Yellen juga mengatakan nilai dolar harus ditentukan oleh kekuatan pasar, menambahkan bahwa Amerika Serikat harus menentang upaya-upaya negara lain untuk memanipulasi nilai mata uang secara artifisial untuk mendapatkan keuntungan perdagangan.

Itu kontras dengan Presiden dari Partai Republik Donald Trump, yang sering mencerca kekuatan dolar.

Namun, Mark Haefele, kepala investasi di UBS Global Wealth Management, mengatakan dalam sebuah catatan penelitian, bahwa komentar Yellen tentang dolar tidak akan dapat membalikkan tren pelemahannya.

Dia mengutip kebijakan moneter ekspansif Fed, yang telah mempertahankan suku bunga pada nol dan kemungkinan akan tetap di sana selama bertahun-tahun, sebagai salah satu alasan pelemahan greenback yang diperkirakan pada tahun ini.

Dengan melemahnya dolar, euro naik 0,4% menjadi 1,2121 dolar, sebagian besar mengabaikan fakta bahwa Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menghadapi mosi percaya untuk tetap menjabat. Pemerintah Conte tampaknya berada di jalur untuk bertahan dari pemungutan suara

Mata uang yang lebih bergejolak dan terkait komoditas seperti dolar Australia, juga diuntungkan dari mata uang AS yang lebih lemah, dengan Aussie naik 0,1% pada 0,7693 dolar.

Kenaikan harga-harga komoditas dalam beberapa bulan terakhir telah mendorong mata uang negara dengan ekspor komoditas besar, seperti Australia dan Kanada.

Sterling naik 0,3% terhadap dolar menjadi 1,3626 dolar. Dolar menguat 0,2% terhadap yen menjadi 103,86 yen, masih berkonsolidasi dalam kisaran sempit setelah mencapai tertinggi satu bulan di 104,40 yen pekan lalu.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya