"Kalau untuk yang karya itu kan banyak sekali melakukan pembangunan pembangunan infrastruktur itu yang tugas dari pemerintah itu kan memberikan pembiayaan yang luar biasa besar. Dan untuk pembiayaan itu, mereka melakukan leverage dia berutang," ucapnya.
Namun menurut Piter, utang yang dilakukan perusahaan ini merupakan sesuatu yang wajar. Karena dengan pembangunan yang dibiayai lewat utang ini diharapkan bisa terjadi perputaran uang di masa mendatang.
Namun yang menjadi masalah, memutar aset jangka panjang seperti infrastruktur tidaklah mudah. Oleh karena itu, piutang yang dimiliki oleh perusahaan BUMN ini juga cukup besar.
"Itu sesuatu yang sangat wajar biasa terjadi dengan harapan apa yang menjadi dibangun itu bisa mengalir. Terjadi perputaran uang. Tapi masalahnya memutar barang-barang atau aset jangka panjang seperti di infrastruktur tidak mudah makanya piutangnya perusahaan-perusahaan BUMN itu juga besar," jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)