"Bahkan di beberapa negara, kondisi ini sudah terjadi. Perkiraan tersebut mengindikasikan bahwa pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar fosil baru akan semakin tidak menguntungkan dan berisiko," jelas Fabby.
Fabby menuturkan, investasi di pembangkit listrik global di masa depan akan didominasi oleh investasi surya, angin, dan storage. Diperkirakan nilai investasi pembangkitan listrik kumulatif 2050 sebesar USD15 triliun.
"Pengembangan energi terbarukan dalam skala besar dan cepat merupakan keniscayaan untuk menghindari krisis perubahan iklim akibat pemanasan global sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tandasnya.
Baca Juga: Contek Abu Dhabi, RI Bangun Taman Panel Surya di Indonesia Timur
(Rani Hardjanti)