JAKARTA - Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena para pedagang beralih memburu mata uang berisiko, sehari setelah kekhawatiran atas peluncuran vaksin dan prospek stimulus fiskal AS mendorong permintaan untuk mata uang safe havens.
Meningkatnya kasus Virus Corona dan kehati-hatian menjelang kesimpulan dari pertemuan kebijakan Federal Reserve (Fed) AS pada Rabu telah mengurangi minat terhadap risiko, memberikan dukungan kepada dolar terhadap sekeranjang mata uang dalam sesi terakhir. Tetapi investor kembali lagi memburu mata uang berisiko pada Selasa (26/1/2021).
Indeks Mata Uang Dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,22 persen menjadi 90,143. Indeks dolar sempat naik setinggi 90,614, tertinggi sejak 20 Januari, di awal sesi.
Baca Juga: AS Bakal Terbitkan Uang USD20 Gambar Tubman, Aktivis Wanita Kulit Hitam
Dolar tampaknya mengambil isyarat dari keseluruhan sentimen risiko di pasar, kata Michael Brown, analis senior di perusahaan pembayaran Caxton, di London.
Data pada Selasa (26/1/2021) menunjukkan kepercayaan konsumen AS naik secara moderat pada Januari di tengah kekhawatiran tentang pandemi COVID-19.
"Mungkin juga ada kurangnya minat untuk membeli dolar sebelum pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dovish besok," kata Brown.
"Teknikal juga sedikit lemah," tambahnya, mencatat kegagalan indeks dolar untuk menembus di atas level 90,50 untuk waktu yang lama.
Sedikit jika ada perubahan diperkirakan dalam pernyataan kebijakan Fed pada Rabu waktu setempat setelah pertemuan dua hari dan tidak ada perkiraan ekonomi baru yang dijadwalkan untuk dirilis.