JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menggelar rapat koordinasi percepatan pembangunan infrastruktur di Jawa Barat (Jabar).
Dalam rakor dibahas usulan infrastruktur prioritas pengembangan di Jawa Barat dan permohonan realisasi janji Presiden Joko Widodo (Jokowi), terkait pembangunan infrastruktur di Kota Bogor.
Pemerintah Provinsi Jabar mengusulkan lima pembangunan infastruktur. Pertama, pengembangan kawasan Cirebon, Patimban dan Kertajati. Wilayah ini nantinya akan menjadi kawasan metropolitan Rebana seluas 43.913 hektar yang direncanakan menjadi upaya pencegahan terjadinya penyebaran industri yang tidak terkendali, seperti yang terjadi di Bodebek-Karpur (Bogor-Depok-Bekasi-Karawang-Purwarkarta).
Baca Juga: Menko Luhut Sebut 25 Toilet di Danau Toba Dibangun Organisasi Internasional
Rebana akan menjadi pusat kegiatan karena memiliki investasi yang besar. Di titik ini juga akan dilakukan perbaikan ekosistem pesisir dan ketahanan pantai melalui penanaman mangrove, pembangunan prasarana di sentra-sentra pergaraman rakyat di Kabupaten Subang, Kabupaten Cirebon, dan lain-lain.
Pelabuhan Patimban sendiri ditargetkan rampung pada tahun 2026-2027 dengan kapasitas sebanyak 7,5 TEUs peti kemas dan daya tampung terminal sebesar 600 ribu mobil completely build up (CBU). Kemudian, Bandara Kertajati akan diusulkan untuk menjadi tempat perawatan pesawat.
"Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati adalah vocal point Jabar Utara,” ujar Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Selasa (16/2/2021).
Usulan kedua, pengembangan Jabar Selatan. Mengingat wilayah ini ditinggali oleh 3.771.547 penduduk dengan luas wilayah 10.059 kilometer persegi atau sekitar 28,36 persen dari total luas wilayah Jawa Barat, akan dibangun segmen Jalur Tengah Selatan (JTS) yang meliputi Bagbagan, Kiaradua, Lengkong, Segaranten, Tanggeung, Ciwidey, Pangalengan, Cikajang, Bantar Kalong dan Kerta Rahayu. Panjang jalan ini adalah sekitar 321,26 kilometer.
Baca Juga: 3 Proyek Investasi Terminal Wisata Ini Digeber di Tengah Covid-19
"Jabar Selatan ini memang perlu lebih banyak intervensi pemerintah. Jalan ini akan bagus sekali untuk tahap awal," ungkap Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil dalam kesempatan itu.
Menanggapi pernyataan Menteri ATR/BPN, Gubernur Jabar Ridwan Kamil pun mengatakan bahwa Jabar Selatan perlu menjadi perhatian agar wilayah tersebut memperoleh keadilan infrastruktur dan tidak tertinggal secara akses dan fasilitas dibandingkan wilayah lain di Jabar.
"Apalagi Jabar Selatan memiliki potensi pariwisata yang tinggi," jelas dia.
Sepakat dengan pernyataan tersebut, Menko Luhut menuturkan, JTS menjadi sangat kritis menurut saya karena bergerak di enam sektor krusial, yaitu transportasi, pengairan dan irigasi, air minum dan sanitasi, pariwisata dan ekonomi, penanganan bencana. "Serta kelautan dan perikanan," tutur dia.
Senada, Gubernur Ridwan menegaskan agar infrastruktur air dapat menempati prioritas utama, yang dilanjutkan dengan transportasi dan keterhubungan