Laba Emiten Orang Terkaya ke-3 Indonesia Naik Tipis 2,9% Jadi USD141 Juta

Fadel Prayoga, Jurnalis
Selasa 30 Maret 2021 11:13 WIB
Laba BRPT (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - PT Barito Pacific Tbk (BRPT) meraih laba bersih kosolidasi sebesar USD141 juta atau meningkat 2,9% di sepanjang 2020 dibandingkan dengan USD137 juta pada periode yang sama 2019.

Selain itu emiten milik Prajogo Pangestu mecatat EBITDA menjadi USD598 juta dari USD595 juta di FY-2019. Prajogo Pangestu merupakan orang terkaya Indonesia nomor 3 versi Forbes tahun 2020. Kini kekayaan Prajogo mencapai USD6,6 miliar.

Direktur Utama Barito Pacific Agus Pangestu mengatakan, meski terjadi dampak akibat pandemi Covid-19, kinerja perusahaan tetap solid di 2020. Itu karena didukung oleh perbaikan industri petrokimia yang mengalami perbaikan permintaan di semester kedua 2020.

Baca Juga: Dari Rugi, Kini Barito Pacific Untung di Tengah Corona 

Hal itu terlihat dari kinerja EBITDA entitas anak perusahaan, yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang tercatat sebesar USD121 juta di kuartal IV-2020. Angka itu hampir dua kali lipat dari EBITDA sebesar USD65 juta sepanjang 9 bulan di 2020.

"Pemulihan ini didorong oleh peningkatan aktivitas industri terutama di China dan NEA yang memperkuat permintaan polimer," kata dia di Jakarta, Selasa (30/3/2021).

Selama 2020, dia mengaku, BRPT juga telah menyelesaikan sejumlah proyek di tengah masa pandemi Covid-19. Seperti menyelesaikan pabrik MTBE dan Butene-1 pada September 2020 sesuai dengan target, yang telah meningkatkan kapasitas produksi TPIA menjadi 4,2 juta ton per tahun.

Tak lupa, Chandra Asri juga menyelesaikan proyek Enclosed Ground Flare senilai USD14 juta. Proyek ini akan meminimalkan potensi dampak sosial dan lingkungan dari operasional petrokima. Chandra Asri juga melanjutkan kemitraan dengan Total Solar DG untuk membangun tambahan panel surya dan instalasi fotovoltaik (PV).

Di bisnis panas bumi, entitas anak perusahaan, yakni Star Energy Geothermal mampu mempertahankan tingkat kapasitas lebih dari 90% untuk ketiga asetnya, yaitu Wayang Windu, Salak dan Darajat dan terus memberikan kontribusi yang stabil.

Belum lama ini juga, Star Enery menerbitkan green bond pertama dari Indonesia dengan rating investment grade sebesar USD1,11 miliar. Obligasi ini direspon sangat baik oleh pasar dengan kelebihan permintaan sampai 3,5 kali.

Untuk memacu pertumbuhan bisnisnya, Barito Pacific tengah menggarap sejumlah proyek besar dengan estimasi investasi sebesar USD8 miliar berkaitan dengan energi dan petrokimia.

Perseroan tengah membangun proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 yang telah memulai konstruksi pada Oktober 2020 serta persiapan kompleks petrokimia Chandra Asri Petrochemical II (CAP II) di Cilegon.

Barito Pacific juga memiliki rencana pengembangan kapasitas Salak Binary dengan kapasitas 15 megawatt (MW) yang ditargetkan selesai di tahun 2022.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya