JAKARTA - Industri penerbangan saat ini masih dalam kondisi yang berdarah-darah. Namun dengan adanya program vaksinasi, sedikit memberikan angin segar bagi industri penerbangan.
Tim Riset INACA White Paper sekaligus dosen dan peneliti FEB Universitas Padjajaran (Unpas) Yayan Satyakti mengatakan efektivitas vaksin akan menjadi kunci dari pemulihan sektor penerbangan. Berdasarkan penelitiannya, ada tiga skenario model vaksin yang dapat menjadi penentu dalam pulihnya industri penerbangan di Indonesia.
Baca juga: Cerita Jatuh Bangun Indusri Penerbangan Hadapi Covid-19, Kehilangan 60 Juta Penumpang
Pertama adalah skenario moderat penerbangan baru menunjukan tanda-tanda akan bangkit atau agak rebound pada 2022 mendatang. Namun dengan asumsi kecepatan, jumlah dan efektivitas vaksin yang disuntikan meningkat dan merata baik dipusat maupun daerah.
“Dalam skenario moderat dengan proses vaksin sekarang yang relatif meningkat, permintaan penumpang domestik baru mulai agak rebound itu pada awal 2022,” ujarnya dalam acara diskusi INACA, Kamis (15/4/2021).
Baca juga: Penerbangan Singapore Airlines Dilarang Masuk Hong Kong
Sementara itu, skenario kedua adalah optinis di mana jika kecepatan penyuntikan dan efektifitas vaksin dua kali lebih cepat dari sekarang, maka pemulihan juga bisa lebib cepat. Dengan asumsi ini, maka industri penerbangan bisa pulih pada akhir 2022.
“Kemudian juga khusus untuk skenario optimis kita lihat kalau misalkan vaksinasi dua kali kecepatannya dibandingkan dengan saat ini kita lihat bahwa rebound nya itu nanti akan lebih cepat,” jelasnya.
Sementara itu, skenario ketiga adalah pesimis di mana jika kecepatan penyuntikan vaksin dan efektifitasnya hanya 50% saja. Maka dengan asumsi seperti itu, proses pemulihan industri penerbangan ini akan jauh lebih lambat dibandingkan sebelumnya.
“Kemudian ini khusus untuk jika adanya pesimis artinya bahwa proses vaksin itu kecepatannya 50% dibandingkan dengan sekarang ini menyebabkan demand itu akan relatif lebih rendah dibandingkan dengan skenario moderat,” jelasnya.
(Fakhri Rezy)