Sementara pendapatan perhotelan dan lain-lain, masing-masing mencapai Rp219,8 miliar dan Rp13,5 miliar.
Erlin mengaku, pandemi Covid-19 telah menjadikan sektor kesehatan masyarakat dan ekonomi pada posisi yang rentan. Meskipun ekonomi Indonesia telah siap tumbuh di awal 2020, tapi tidak terjadi karena ada pandemi.
Lalu, ditambah lagi ketegangan politik global dan ketidakpastian akibat pandemi juga menimbulkan ketakutan dan pesimisme terhadap perekonomian yang akhirnya berdampak pada bisnis perseroan.
Akibat dampak pandemi Covid-19, membuat laba kotor perseroan turun 41,8 persen menjadi Rp653,2 miliar di 2020, dari Rp1,10 triliun di 2019.
Tingkat EBITDA perseroan di tahun lalu turun 52 persen menjadi Rp255,8 miliar, dari posisi Rp533 miliar di 2019. Angka penurunan EBITDA perseroan, karena penurunan EBITDA perhotelan sebesar 163,8 persen.
Pada akhirnya perseroan mengalami rugi bersih sebesar Rp87,5 miliar di 2020, dari porsi meraih laba bersiu sebesar Rp92,3 miliar di 2019. Kinerja rugi yang dipikul perseroan, karena disebabkan penurunan laba operasonal sekitar 58,7 persen dan peningkatan beban bunga sekitar 14,3 persen.
(Dani Jumadil Akhir)