JAKARTA – Harga minyak dunia anjlok pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), ke tingkat terendah dalam tiga minggu, di tengah kekhawatiran bahwa lonjakan kasus COVID-19 di Asia akan mengurangi permintaan minyak mentah dan kekhawatiran inflasi AS dapat mendorong Federal Reserve memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan menaikkan suku bunga.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli tergelincir USD2,05 atau 3%, menjadi ditutup pada USD66,66 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni terpangkas USD2,13 atau 3,3%, menjadi menetap di USD63,36 per barel, dilansir dari Antara, Kamis (20/5/2021).
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Jadi USD65,37/Barel
Itu adalah penutupan terendah untuk kedua kontrak acuan sejak 27 April. Pedagang juga mengutip rumor bahwa pembicaraan nuklir Iran membuat kemajuan, yang dapat meningkatkan pasokan minyak mentah global dan menekan harga.
"Gambaran permintaan global mungkin yang paling terpecah sejak dimulainya pandemi, dengan gambaran permintaan yang membaik di Barat versus prospek yang memburuk di Asia," kata Sophie Griffiths, analis pasar OANDA, mencatat gambaran beragam membuat volatilitas di pasar.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melonjak, Brent Naik 1,95%
Analis mengatakan Iran dapat menyediakan sekitar 1 juta hingga 2 juta barel per hari (bph) tambahan pasokan minyak jika kesepakatan tercapai.
Harga minyak turun meskipun data AS menunjukkan persediaan minyak mentah 1,3 juta barel lebih kecil dari perkiraan, penurunan stok bensin 2,0 juta barel lebih besar dari perkiraan dan peningkatan penggunaan bensin 5,0% ke tingkat sebelum pandemi.