Progres signifikan juga terlihat pada OCC Room (Operation Control Room) atau ruang kendali kereta LRT yang sepenuhnya akan dilakukan secara otomatis. Gedung ini menjadi salah satu yang paling penting, untuk memastikan kendali keseluruhan kereta di seluruh lintasan. Hingga saat ini, progress gedung ini telah mencapai 93%.
Dengan semakin cepat OCC Room selesai, maka semakin cepat pula seluruh kereta mampu diuji coba operasionalnya. Depo LRT Jabodebek memiliki luas mencapai 10 hektar dengan kapasitas stabling di depo yang dapat menampung hingga 20 trainset. Pembangunan depo yang tengah dikerjakan ini menggunakan skema pembayaran turnkey senilai Rp4,2 tiriliun. Hal ini yang mendasari kebutuhan ADHI dalam pre-financing untuk pekerjaan pembangunan dengan proses pinjaman dari bank sindikasi.
Melihat progres yang telah dicapai, LRT Jabodebek memang tentunya akan menjadi proyek yang berkelanjutan dan memiliki berbagai potensi ke depan. Selain menjadi alternatif transportasi massal terbarukan, LRT Jabodebek akan melahirkan sebuah gaya hidup baru. Keberadaan LRT Jabodebek nantinya akan menciptakan kawasan hunian dan komersil baru. Kawasan LRT Jabodebek dapat menjadi area one stop living, dengan kebutuhan transportasi dan akomodasi yang memadai dalam satu kawasan.
"Hal inilah yang dijawab oleh anak usaha ADHI, PT Adhi Commuter Properti dengan menciptakannya kawasan Transit Oriented Development atau kawasan hunian yang terintegrasi dengan stasiun-stasiun LRT Jabodebek. Hingga saat ini, PT Adhi Commuter Properti tengah mengembangkan 12 kawasan terintegrasi dengan transportasi massal yang terletak di Bekasi, Tebet, Ciracas, Cibubur, hingga Bogor," tuturnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)