Miris, Eks Pilot Merpati Nusantara Curhat Pesangon dan Uang Pensiun Belum Dibayar

Suparjo Ramalan, Jurnalis
Rabu 23 Juni 2021 14:40 WIB
Pesangon Pilot Merpati Belum Dibayar (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Paguyuban Eks Pilot Merpati Nusantara Airlines mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mereka meminta hak-hak normatif yang belum diperoleh karyawan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) atau MNA usai dibubarkan segera dibayar oleh pemegang saham.

Eks Pilot dan karyawan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) atau MNA, meminta agar pemegang saham melunasi hak pesangon dan hak pensiun mereka yang belum dibayar sejak 2016 lalu.

Salah satu eks pilot Merpati, Captain Eddy Sarwono, pun menceritakan pengalaman kerjanya selama bertahun-tahun di perusahaan penerbangan pelat merah tersebut. Meski sejak 2014 lalu, Kementerian BUMN memutuskan me-likuidasi Merpati Nusantara karena merugi dan tidak produktif operasional.

Baca Juga: 1.233 Eks Karyawan Merpati Tagih Pesangon Rp318,1 Miliar

Eddy bergabung dengan MNA tepat setelah lulus pendidikan penerbang di Lembaga Perhubungan Udara (LPPU) Curug, sejak November 1977.

Saat bekerja di maskapai penerbangan nasional tersebut, lebih dari 10 tahun dia bertugas sebagai crew pesawat DHC 6 Twin Otter yang melayani penerbangan perintis. Penerbangan saat itu menjadi salah satu yang utama dari misi MNA, yaitu untuk membuka jalur udara dari kota yang lebih besar ke daerah-daerah terpencil yang masih sulit dijangkau via darat maupun laut.

Pada saat itu, fasilitas penerbangan yang ada masih sangat terbatas. Kondisi lapangan terbang belum sempurna terutama di daerah pedalaman. Rata-rata hanya berupa landasan rumput, yang terkadang sangat licin karena rumput yang basah atau tanah berlubang. Mereka pun harus ekstra hati-hati pada saat lepas landas dan mendarat.

Baca Juga:  Eks Pilot Merpati Surati Presiden Jokowi, Ada Apa?

Sarana navigasi penerbangan juga sangat minim, peralatan navigasi pesawat masih sangat terbatas, serta belum ada Global Positioning System (GPS) yang memungkinkan terbang dengan akurasi yang lebih baik.

Selain cuaca yang terkadang kurang bersahabat, Eddy dan rekan-rekannya harus mampu mengatasi medan yang berat karena lapangan terbang pesawat perintis kadang terletak di lereng dan di balik bukit. Sehingga mereka harus terbang di antara gunung-gunung yang kadang lebih tinggi dari kemampuan pesawat.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya